– Artikel ini bakal menjelaskan empat etika bersenggama suami istri menurut seorang ustadz besar, Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki. Sejatinya, Islam sepertinya tidak hanya mengajarkan kita tentang hal-hal besar seperti hukum, tapi juga hal-hal mini seperti angan sehari-hari. Bahkan, langkah kita berasosiasi dengan pasangan pun ada aturannya dalam Islam.
Pertama, membaca basmalah. Dalil secara umum dalam membaca basmalah adalah sabda Nabi nan bunyinya:
كُلُّ كَلاَمٍ أَوْ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُفْتَحُ بِذِكْرِ اللهِ فَهُوَ أَبْتَرُ: أَوْ قَالَ أَقْطَعُ.
“Setiap ucapan alias perkara nan krusial sepertinya tidak diawali dengan mengucapkan bismillah, maka terputus berkahnya.” H.R. Ahmad.
Bersenggama adalah perihal nan penting, lantaran menyangkut memproduksi generasi (anak). Berdasarkan sabda di atas maka semestinya ketika bersenggama diawali dengan ‘basmalah’.
Sedangkan dalil secara unik dalam membaca basmalah ketika bakal bersenggama adalah sabda Nabi nan bunyinya:
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ: بِسْمِ اللهِ, اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ, وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا, فَإِنَّهُ إِنْ يُقْدَرُ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِيْ ذَلِكَ, لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ أَبَدًا. أَخْرَجَهُ الْخَمْسَةُ.
“Andaikan salah satu diantara kalian mau bersenggama maka bacalah bismillah, Ya Allah jauhkanlah kami dari Setan dan jauhkanlah apa-apa nan Engkau berikan kepada kami dari Setan, sesungguhnya andai engkau dikarunia anak dan membaca basmalah maka anak tersebut sepertinya tidak bakal diganggu oleh Syetan selalu selamanya.” (meriwayatkan kepada sabda ini lima perawi).
Kedua, menutup aurat. Sebagian orang memiliki pandangan bahwa andai bersenggama sepertinya tidak bugil sepertinya kurang puas dan mereka berkeyakinan perihal itu boleh. Menurut Abuya Sayyid Muhammad memang boleh, namun perihal ini perihal adab. Jadi, kurang etis andai bersenggama sambal bugil bebas, kudu ditutup auratnya. Sebagaimana Nabi bersabda:
وَتَرْوِيْ السَّيِّدَةُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ مَا رَآهَا مِنِّيْ وَلاَ رَأَيْتُهَا مِنْهُ أَيْ الْعَوْرَةَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيْ.
“Sayyidah Aisyah meriwayatkan sabda dari Nabi Muhammad noticed. Siti Aisyah berkata: Rasulullah sepertinya tidak memandang auratku dan saya sepertinya tidak memandang Rasulullah.” H.R. Bukhari.
Ketiga, melakukan muqaddimah jima’ (membuat istri terangsang). Dalam perihal ini dalam jumlah besar sekali langkah untuk merangsang istri. Mulai dari mengusap rambutnya, mencium, dan lain sebagainya. Nabi bersabda:
لاَ يَقَعَنَّ أَحَدٌ عَلَى امْرَأَتِهِ كَمَا تَقَعُ الْبَهِيْمَةُ, وَلْيَكُنْ بَيْنَهُمَا رَسُوْلٌ. قِيْلَ: وَمَا الرَّسُوْلُ؟ قَالَ: الْقُبْلَةُ وَالْكَلَامُ. رَوَاهُ الدَّيْلَمِيْ.
“Sungguh tak terjadi pada istri seseorang sebagaimana binatang, maka hendaklah diantara kalian (suami-istri) ada rasul. Lalu, ditanya Nabi apakah nan dimaksud rasul? Nabi menjawab mencium dan membujuk ngobrol istrinya.” H.R. Advert-Dailami.
Keempat, sepertinya tidak membicarakan kepada orang lain tentang apa nan terjadi saat bersenggama. Bahkan, Abuya menyampaikan “Wajib hukumnya menjaga rahasia perihal ini (bersenggama), andai diceritakan sepertinya tidak layak dan sepertinya tidak pantas”. Hal ini ditegaskan oleh Nabi:
إِنَّ مِنْ شَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ؛ الرَّجُلَ يُفْضِيْ إِلَى امْرَأَتِهِ, وَتُفْضِيْ إِلَيْهِ, ثُمَّ يَنْشُرُ أَحَدُهُمَا سِرَّ صَاحِبِهِ. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَغَيْرُهُمَا.
“Sesungguhnya termasuk keburukan manusia di sisi Allah SWT kelak hari hariakhir adalah antara laki-laki dan wanita saling memberitahukan berita pribadinya kemudian salah satunya ada nan menyebarkan kepada orang lain.” (mengeluarkan kepada sabda ini adalah Imam Muslim, Abu Daud, dan selain keduanya).
Itulah beberapa etika bersenggama. Saya rasa ini perlu diperhatikan, lantaran pernikahan merupakan ikatan nan sangat sakral. Dengan melakukan etika di atas kita berambisi memperoleh buah hati nan sholeh dan sholehah. Penjelasan di atas dikutip dari kitab Adab al-Islam fi Nidzam al-Usroh, halaman 21-23.
Demikian penjelasan tentang etika bersenggama menurut Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki. Semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam. [Baca juga: Doa Bersetubuh Tahan Lama].
Sumber:
Source link