Berikut ini langkah membersihkan hati menurut Ibnu Qayyim. Membersihkan hati adalah proses menyucikan jiwa dari segala kotoran seperti dengki, iri hati, sombong, dan sifat jelek lainnya. Hati nan bersih bakal membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan. Ada cukup banyak langkah untuk membersihkan hati, salah satunya adalah dengan meningkatkan keagamaan kepada Allah SWT.

Dengan beribadah, berdzikir, dan membaca Al-Qur’an, hati bakal terhubung dengan Sang Pencipta dan terhindar dari bujukan setan. Selain itu, melakukan baik kepada sesama, mengampuni kesalahan orang lain, dan berterima kasih atas nikmat Allah juga bisa membantu membersihkan hati.

Hati nan bersih sangat krusial dalam hidup manusia. Hati nan bersih bakal membawa seseorang pada jalan kebaikan dan kebajikan. Seseorang dengan hati nan bersih condong lebih bahagia, lebih sabar, dan lebih tawakal kepada Allah. 

Sebaliknya, hati nan kotor bakal membawa seseorang pada keburukan dan kesengsaraan. Oleh lantaran itu, sudah semestinya kita senantiasa berupaya membersihkan hati agar hidup kita menjadi lebih berfaedah dan berfaedah bagi diri sendiri dan orang lain.

Dalam Al-Qur’an surah asy-Syu’ara, Allah berfirman bahwa pangkat, harta, dan keturunan, sepertinya tidak dapat menyelamatkan kita di alambaka kelak, nan bisa menyelamatkan kita dari ancaman api neraka, yaitu, kebaikan nan baik dan hati nan bersih. 

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Artinya: “Kecuali orang-orang nan menghadap Allah dengan hati nan bersih.” (QS. Asy-Syuara: 89)

Lantas gimana langkah alias metode untuk membersihkan hati agar menjadi orang nan selamat? Ibnu Qayyim dalam karyanya Kitab Advert-Daa’ Wad Dawaa Juz 1, laman 283 memberi pengarahan kepada kita untuk membersihkan hati nan kotor, tujuannya agar kita selamat kelak di akhirat. Beliau menegaskan: 

ولا تتمّ له سلامته مطلقًا حتى يسلَم من خمسة أشياء: من شركٍ يناقض التوحيد، وبدعةٍ تخالف السنّة، وشهوةٍ تخالف الأمر، وغفلةٍ تناقض الذكر، وهوى يناقض التجريد والإخلاص

Artinya: Keselamatan hati sepertinya tidak bakal sempurna secara absolut dengan begitu selamat dari lima perkara, selamat dari kesyirikan nan berlawanan dengan tauhid, bid’ah nan berseberangan dengan Sunnah, syahwat nan menyelisihi perintah, kelalaian nan berlawanan dengan zikir, dan hawa nafsu nan bertentangan dengan kemurnian dan keikhlasan.

Adapun ulasan alias rincian dari ungkapan Ibnu Qayyim di atas sebagai berikut: 

Pertama, selamat dari syirik nan bisa mengakibatkan runtuhnya tauhid.  Hati nan bersih tentunya sepertinya tidak bakal melakukan kesyirikan alias menyembah kepada selain Allah, aqidahnya lurus dan kebaikan perbuatannya murni lantaran Allah.

Kedua, selamat dari bid’ah nan dapat mengakibatkan menyelisihi sunnah. Hati nan bersih sepertinya tidak bakal melakukan bid’ah, amalnya selalu berasas Sunnah Nabi, dan mematuhi aliran ustadz salaf. 

Ketiga, selamat dari syahwat nan dapat mengakibatkan menyelisihi perintah. Hati nan bersih dapat mengatur syahwat  dari perbuatan alias kemauan nan tercela, dan dia selalu konsisten mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. 

Keempat, selamat dari kelalaian nan dapat meruntuhkan dzikir. Hati nan bersih berupaya selalu berzikir alias mengingat Allah. Bekas dari cukup banyak berzikir tersebut bakal memancarkan sinar alias penerang hati.

Kelima, selamat dari hawa nafsu nan dapat meruntuhkan kosongnya hati (dari selain Allah) dan hilangnya keikhlasan. Hati nan bersih sepertinya tidak bakal menuruti hawa nafsunya, dengan begitu dia khusyu’ dan tawadhu’ sepertinya tidak membanggakan dirinya sendiri diri saat beribadah, dan sepertinya tidak bangga diri dengan ibadahnya. 

Ibnu Qayyim menambahkan, andai seorang hamba sepertinya tidak selamat dari 5 perkara nan telah dikatakan, maka dia bakal terhalang untuk dekat dengan Allah. Semoga kita diberikan petunjuk jalan nan lurus agar kita mampu dekat dengan Allah. 

Wallahu a’lam bissawab.




Sumber:
Source link

Artikel Referensi