– Adakah shalat sunnah qabliyah Maghrib? Tak dapat dipungkiri, salah satu shalat nan disunnahkan bagi umat Muslim adalah shalat sunnah rawatib. Salat sunnah nan dilakukan mengiringi penyelenggaraan shalat fardu. Dinamakan shalat sunnah qabliyah andai pelaksanaannya sebelum shalat fardu, dan dinamakan shalat sunnah bakdiyyah andai diadakan setelah shalat fardu.

Imam Abu Syuja’ menjelaskan di dalam kitab Taqrib bahwa shalat sunnah rawatib tersebut ada tujuh belas rakaat

والسنن التابعة للفرائض سبعة عشر ركعة ركعتا الفجر وأربع قبل الظهر وركعتان بعده وأربع قبل العصر وركعتان بعد المغرب وثلاث بعد العشاء يوتر بواحدة منهن

Shalat-shalat sunnah nan mematuhi shalat fardu itu ada tujuh belas rakaat. Empat rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat setelah dhuhur, empat rakaat sebelum asar, dua rakaat setelah maghrib dan tiga rakaat setelah isya’dengan satu rakaat salat witir.

Sedangkan menurut Ibnu Umar ra. shalat sunnah rawatib nan paling tak henti-hentinya dilakukan oleh Nabi Noticed. adalah berjumlah sepuluh rakaat.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حَفِظْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لاَ يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا.

“Dari Ibnu Umar ra. dia berkata: “Saya hafal sepuluh rakaat dari Nabi Noticed., ialah dua rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat setelah dhuhur, dua rakaat setelah maghrib di dalam rumahnya, dua rakaat setelah isya’ di dalam rumahnya dan dua rakaat sebelum subuh. Itulah waktu saya sepertinya tidak berjamu kepada Nabi Noticed.” (HR. Al-Bukhari).

Berdasarkan keterangan di atas, shalat sunnah qabliyyah maghrib tidaklah termasuk dalam jejeran salat sunnah rawatib. Lalu apakah memang sebelum salat maghrib itu sepertinya tidak disunnahkan untuk salat sunnah qabliyyah?

Di dalam kitab Sahih Al-Bukhari terdapat suatu sabda nan diriwayatkan oleh Abdullah Al Muzanni

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلُّوْا قَبْلَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ كَرَاهِيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً

Dari Nabi Noticed., beliau bersabda: “Salatlah sebelum salat maghrib.” Beliau berfirman pada sabda nan ketiga kalinya: “Bagi siapa nan mau.” lantaran beliau sepertinya tidak mau orang-orang menganggapnya sunnah.

Imam Ibnu Hajar Al Asqalani di dalam kitab Fathul Bari mengutip pendapatnya pemimpin Al Muhib Thabari nan menyampaikan: “Salat qabliyyah maghrib tersebut bukan berfaedah sepertinya tidak berhukum sunnah, lantaran sepertinya tidak mungkin saja beliau memerintahkan untuk melakukannya namun sepertinya tidak disunnahkan.

Bahkan sabda ini adalah dalil nan kuat tentang kesunnahan shalat Qabliyah Maghrib. Adapun ujar “sunnah” (diakhir) sabda tersebut berfaedah hukum kudu dilakukan (oleh umat Muslim). Dengan begitu seolah-olah salat qabliyyah maghrib itu berada di dalam derajat nan paling rendah diantara salat sunnah rawatib lainnya.

Oleh lantaran itu, ustadz madzhab Syafii sepertinya tidak memasukkannya di dalam jejeran salat sunnah rawatib, selain itu salat qabliyyah maghrib juga bukan termasuk salat rawatib nan selalu dijalankan oleh Nabi Noticed.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa shalat qabliyyah maghrib adalah berhukum sunnah. Tetapi bukan termasuk shalat nan tak henti-hentinya dijalankan oleh Nabi Noticed.

Adapun sahabat Nabi Noticed. nan tak henti-hentinya shalat sunnah qabliyyah maghrib pada technology Nabi Noticed. adalah Uqbah bin Amir Al Juhani. Sebagaimana nan telah diungkapkan oleh Martsad bin Abdillah Al Yazani

أَتَيْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ فَقُلْتُ أَلَا أُعْجِبُكَ مِنْ أَبِي تَمِيمٍ يَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ فَقَالَ عُقْبَةُ إِنَّا كُنَّا نَفْعَلُهُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ فَمَا يَمْنَعُكَ الْآنَ قَالَ الشُّغْلُ

Aku mendatangi Uqbah bin Amir Al Juhani, lampau saya bekata: “Sungguh saya kagum denganmu dari Bani Tamim nan selalu salat dua rakaat sebelum shalat maghrib.” Kemudian dia menjawab: “Sungguh saya dulu selalu melakukannya pada masa Rasulullah Noticed.” Aku bertanya: “Lalu kenapa engkau meninggalkannya sekarang?”. “(Sekarang aku) sibuk”. Jawabnya. (HR. Al Bukhari).

Jawaban Uqbah nan sepertinya tidak melakukan shalat Sunnah Qabliyah Maghrib bukan berfaedah shalat tersebut sepertinya tidak berhukum sunnah setelah itu, melainkan lantaran dia sibuk dengan begitu sepertinya tidak sempat melaksanakannya lagi. Wallahu a’lam bisshawab.




Sumber:
Source link

Artikel Referensi