Polisi di ibu kota Bangladesh telah melarang semua unjuk rasa publik setelah hari paling mematikan dari protes mahasiswa yang sedang berlangsung sepanjang ini yang menyaksikan gedung-gedung pemerintah dibakar oleh demonstran dan pemberlakuan pemadaman web nasional.
Kerusuhan minggu ini telah menewaskan berapa orang. Kantor berita AFP melaporkan sedikitnya 39 orang tewas, termasuk 32 orang pada hari Kamis saja, dengan jumlah penderita diprediksi akan meningkat setelah laporan bentrokan di hampir setengah dari 64 distrik di negara itu. Jumlah penderita tewas sepertinya tidak bisa diverifikasi secara independen.
Para pelajar kembali turun ke jalan pada hari Jumat menjelang demonstrasi tandingan pro-pemerintah yang dijadwalkan akan berawal setelah salat tengah hari di negara mayoritas Muslim tersebut.
Polisi di ibu kota, Dhaka, mengambil langkah drastis dengan melarang semua pertemuan publik pada hari itu – yang pertama sejak protes berawal – dalam upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan lagi di hari berikutnya.
“Kami telah melarang semua demonstrasi, prosesi dan pertemuan publik di Dhaka hari ini,” tutur kepala polisi Habibur Rahman kepada AFP, seraya menambahkan bahwa tindakan tersebut diperlukan untuk memastikan “keselamatan publik”.
Polisi di Dhaka sebelumnya menyampaikan para pengunjuk rasa telah membakar, merusak, dan melakukan “rutinitas merusak” di sejumlah kantor polisi dan pemerintah.
Di antara mereka adalah kantor pusat lembaga penyiaran negara Bangladesh Tv di Dhaka, yang masih belum bisa diakses setelah ratusan mahasiswa yang marah menyerbu tempat tersebut dan membakar sebuah gedung.
“Sekitar 100 polisi terluka dalam bentrokan hari yang lalu,” tutur juru bicara Kepolisian Metropolitan Dhaka Faruk Hossain kepada AFP. “Sekitar 50 pos polisi dibakar.”
Jalanan ramai di sekitar ibu kota tampak sepi saat fajar pada hari Jumat namun masih memperlihatkan tanda-tanda kekacauan malam sebelumnya, dengan kendaraan yang terbakar dan batu bata yang dilemparkan oleh pengunjuk rasa berserakan di selama jalan.
Sumber: aljazeera.com