Kita semua pernah mendengar bahwa stres bisa menular. Tetapi, bagaimana dengan tekanan darah tinggi? Apakah hipertensi pasangan Anda bisa menular kepada Anda? Menurut para mahir, hal ini masih dapat diperdebatkan.
Para spesialis memberikan masukan
Dr. Roohi Pirzada, dokter senior dan spesialis perawatan kritis di Mumbai, menyampaikan hal itu mungkin saja saja terjadi. Analisis observasi di negara-negara seperti Cina, Inggris, India, dan Amerika Serikat memperlihatkan bahwa wanita yang menikah dengan pria dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin saja juga menderita hipertensi dibandingkan mereka yang pasangannya sepertinya tidak mempunyai tekanan darah tinggi.
Tetapi, Dr. P Venkata Krishnan, konsultan senior, penyakit dalam, Rumah Sakit Artemis Gurugram, menyampaikan, “Tekanan darah tinggi pasangan Anda secara tidak langsung dikarenakan tekanan darah tinggi. Tetapi, hal ini mungkin saja terjadi tidak secara langsung.”
Tetapi sebelum kita membahasnya lebih dalam, berikut minim tentangnya:
Ilmu di balik tekanan darah
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, adalah kondisi di mana tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Seiring waktu, hal ini bisa dikarenakan masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit jantung dan stroke. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti vitaminBahasa Indonesia: cara hidupBahasa Indonesia: genetikaDan menekankan.
Hubungan stres dan tekanan darah
Salah satu cara signifikan tekanan darah tinggi pasangan Anda bisa memengaruhi Anda adalah melalui menekankanHidup dengan seseorang yang menderita hipertensi bisa menimbulkan stres, terutama andai kondisinya dikarenakan perubahan cara hidup atau kecemasan tentang kesehatannya. Stres ini pada gilirannya bisa memengaruhi tekanan darah Anda sendiri.
“Stres karena itu kekhawatiran akan tekanan darah tinggi pasangan bisa memengaruhi tekanan darah Anda sendiri. Stres kronis bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung Anda, karena itu tubuh Anda terus-menerus dalam keadaan waspadai. Hal ini secara umum disebut sebagai 'stres pengasuh,'” tutur Dr. Krishnan.
“Studi telah memperlihatkan bahwa pengasuh, termasuk mereka yang memberi dorongan untuk pasangan dengan kondisi kronis seperti tekanan darah tinggi, berisiko merasakan tekanan darah tinggi,” imbuhnya.
“Meski demikian sepertinya tidak ada information ilmiah substansial yang menghubungkan bukti tersebut, observasi menemukan kejadian lebih tinggi pada pasangan untuk mengembangkan hipertensi,” tutur Dr. Pirzada.
Kebiasaan cara hidup: Berbagi dan menyebar
Pasangan terus menerus berbagi kebiasaan cara hidupdan ini bisa berperan besar dalam tekanan darah. Andai pasangan Anda mempunyai tekanan darah tinggi, Anda berdua bisa menerapkan kebiasaan yang bertujuan untuk mengelolanya, seperti makan makanan sehat atau lebih cukup banyak berolahraga.
Tetapi, andai tekanan darah tinggi pasangan Anda disebabkan oleh pilihan cara hidup yang buruk, ada kemungkinan Anda juga mempunyai kebiasaan yang sama. Kebiasaan ini termasuk mengonsumsi makanan yang mengandung cukup banyak garam, kurang berolahraga, atau terlalu cukup banyak mengonsumsi alkohol.
“Andai salah satu pasangan melakukan perubahan cara hidup yang sepertinya tidak sehat, pasangannya kemungkinan besarnya akan melakukan hal yang sama, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan kedua pasangan,” tutur Dr. Krishnan.
Memiliki pengaruh pada emosional
Ada pula aspek emosional. Kekhawatiran tentang kesehatan orang yang dicintai bisa membebani emosi. Kekhawatiran yang terus-menerus ini bisa dikarenakan stres kronis, yang, seperti yang telah kita ketahui, bisa memengaruhi tekanan darah.
Selain itu, andai hipertensi pasangan Anda dikarenakan pertengkaran atau ketegangan dalam hubungan, stres emosional ini juga bisa dikarenakan tekanan darah tinggi.
India Hari Ini berbincang dengan Shahzeen Shivdasani, pakar hubungan dan penulis, yang menyebut, “Dapat jadi ada cukup banyak tekanan emosional karena itu kekhawatiran terhadap kesehatan pasangan, yang berujung pada stres dan kecemasan. Tantangan komunikasi dapat muncul, dengan kesalahpahaman atau konflik yang disebabkan oleh stres.”
“Beban emosional dalam memberi dorongan untuk orang terkasih yang mempunyai kondisi kronis bisa dikarenakan depresiBahasa Indonesia: kecemasanDan habis terbakar. Hal ini bisa memperburuk mempunyai pengaruh pada fisik stres, dengan begitu menciptakan siklus kesehatan yang buruk. Sangat penting untuk mengenali mempunyai pengaruh pada psikologis ini dan mencari tau dukungan untuk diri sendiri, untuk menjaga kesehatan fisik dan psychological Anda sendiri,” imbuh Dr. Krishnan.
Mengelola stres dan tekanan darah
Ada berbagai hal yang bisa dilakukan pasangan dalam hidup sehari-hari untuk membantu mengelola stres dengan lebih baik dan meningkatkan tekanan darah yang sehat. Dr. Pirzada merekomendasikan:
- Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang dengan asupan garam sesuai dengan jumlah yang dianjurkan setiap hari
- Menikmati aktivitas fisik dan berolahraga bersama
- Menghindari merokok dan minum minuman beralkohol
- Mencegah pasangan Anda mengonsumsi makanan yang sepertinya tidak sehat dan mengurangi godaan Anda sendiri untuk menuruti keinginannya.
- Berlatih yoga dan meditasi bersama.
- Membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan bersama.
Kesimpulan
Meski demikian tekanan darah tinggi sepertinya tidak seperti flu yang bisa “ditularkan” dari pasangan, lingkungan dan iklim emosional yang Anda alami bisa memengaruhi kesehatan Anda. Sangat penting untuk saling memberi dorongan untuk dalam membuat pilihan cara hidup sehat dan mengelola stres.
Sumber: indiatoday