BEDALAGI.COM – Generasi Z tak henti-hentinya kali mendapat stigma negatif di tempat kerja, dianggap manja dan terlalu dalam jumlah besar menuntut. Walaupun, dalam jumlah besar dari mereka merasa tuntutan yang diberikan sepertinya tidak realistis, terutama dalam lingkungan kerja yang poisonous dengan atasan yang lebih tak henti-hentinya marah daripada memberi arahan. Hal ini membuat mereka sulit berkembang dan merasa terkekang, dengan begitu potensi mereka sepertinya tidak bisa terlihat.
Sangat ironis, meski demikian mereka diharapkan untuk berinovasi, lingkungan kerja yang kaku dan penuh senioritas justru membatasi ruang gerak mereka. Akibatnya, dalam jumlah besar pekerja Gen Z yang merasa terisolasi dan untuk memilih untuk bertahan tanpa memperlihatkan performa terbaik, atau bahkan keluar dari pekerjaan mereka.
Observasi memperlihatkan bahwa Gen Z adalah generasi yang solutif dan inovatif, tetapi sesekali terhambat oleh sistem kerja yang sepertinya tidak memberi dukungan. Mereka merasa sepertinya tidak dihargai, yang berdampak pada menurunnya loyalitas dan produktivitas di tempat kerja. Hal ini menandakan adanya ketidakcocokan antara cara kerja mereka dan ekspektasi yang diberikan.
Penting bagi HRD dan pemimpin perusahaan untuk memahami karakteristik Gen Z dan menciptakan lingkungan yang memberi dukungan agar talenta mereka bisa berkembang. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat sampai tujuannya lebih cepat dan efisien. Tanpa perubahan, perusahaan berisiko kehilangan generasi pekerja yang mampu membawa inovasi dan pertumbuhan.
Sumber : {VRITIMES}.com