Berikut ini keistimewaan puasa bulan Muharram. Bulan Muharram disebut juga sebagai syahrullah (bulannya Allah). Hal ini memperlihatkan sungguh mulianya bulan Muharram. Karena itu mulianya bulan ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan beberapa perihal sebagai kesunnahan. 

Salah satunya adalah berpuasa di bulan nan mulia tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW nan dikatakan oleh ash- Shan’ani di dalam kitab Fath al-Ghaffār al-Jāmi’ liahkām Sunnah Nabiyyinā al-Mukhtār juz. 2, hal. 909, No. 2818:

عن أبي هريرة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – سئل أي الصيام بعد رمضان أفضل، قال: ‌شهر ‌الله المحرم

“Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW pernah ditanya, puasa apakah nan paling utama setelah puasa Ramadhan? Rasulullah bersabda, puasa pada bulan Allah, ialah Muharram”.

Dari hadits tersebut bisa dimengerti bahwa bulan Muharram adalah waktu nan paling utama untuk melakukan puasa sunnah. Menurut Imam as-Suyuthi di dalam kitab Syarah al-Suyūthi ‘ala Muslim juz. 3, hal. 252, puasa di bulan muharram menjadi puasa (sunnah) nan paling utama lantaran Muharram adalah awal permulaan tahun. 

Dengan begitu ketika seseorang membuka lembaran barunya di awal tahun dengan berpuasa maka dia telah membuka awal tahunnya dengan pekerjaan nan paling afdhal. Karena itu puasa adalah paling utamanya amal.

Selain dari keistimewaan nan dikatakan di dalam hadits tersebut, ada pula keistimewaan lain ketika seseorang melakukan puasa di bulan Muharram. Di antaranya sebagai berikut:

Pertama, pada bulan Muharram ada satu hari di mana dosa diampuni. Sebagaimana sabda Rasulullah nan dikatakan oleh Ibn Syaibah di dalam kitab al-Kitāb al-Mushannaf fī al-Ahādīts wa al-Atsār juz. 2, hal. 300, No. 9223:

«إِنْ كُنْتَ صَائِمًا شَهْرًا بَعْدَ رَمَضَانَ، فَصُمِ الْمُحَرَّمَ فَإِنَّهُ شَهْرُ اللَّهِ، وَفِيهِ يَوْمٌ تَابَ فِيهِ قَوْمٌ، وَيُتَابُ فِيهِ عَلَى آخَرِينَ»

“Andai Anda melakukan puasa sebulan setelah Ramadhan, maka berpuasalah di bulan Muharram. Karena itu sesungguhnya Muharram adalah bulannya Allah. Dan pada bulan tersebut terdapat satu hari di mana Allah telah menerima taubatnya satu kaum dan bakal menerima taubat kaum nan lain”.

Kedua, puasa di bulan Muharram setara dengan berpuasa 30 hari pada selain asyhurul hurum (Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab). Sebagaimana sabda nan dikutip oleh Syekh Ali al-Kalantany di dalam kitab Sīru al-Sālikīn fī Tharīqah al-Sādāt al-Shūfiyyah juz. 1 hal. 137:

صومُ يومٍ مِنْ شهر حرام افضل من ثلاثين من غَيرهِ وصوم يوم من رمضانَ افضلُ من ثلاثين من شهرٍ حرامٍ

“Puasa satu hari di bulan haram lebih mulia dari pada puasa 30 hari di selain bulan haram. Dan puasa satu hari di bulan Ramadan lebih utama daripada puasa 30 hari di bulan haram”.

Ketiga, Rasulullah SAW senantiasa melakukan puasa pada asyhurulhurum yang salah satunya adalah bulan Muharram. Sebagaimana riwayat dari Abu Dawud nan dikatakan di dalam kitab Fiqh al-Shiyām wa al-Hajj min Dalīl al-Thālib juz. 8, hal. 7:

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصوم الأشهر الحرم

“Sesungguhnya Rasulullah SAW tak henti-hentinya melakukan puasa pada asyhurul hurum (Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab)”.

Demikianlah beberapa keistimewaan nan ada di kembali melakukan puasa pada bulan Muharram. Selain beberapa keistimewaan ini tentu tetap banyak sekali keistimewaan lain nan bakal diberikan kepada orang nan melakukan puasa. Karena itu puasa sendiri adalah salah satu ibadah nan pahalanya Allah sendiri nan mengetahui kelipatan ganjarannya. 

Demikian penjelasan mengenai keistimewaan puasa Bulan Muharram. Semoga bermanfaat. [Baca juga: Jelang Bulan Muharram, Ini Amalan  Sunnah 1 Muharram]




Sumber:
Source link

Artikel Referensi