– Khutbah Jumat singkat kali ini bertema “Khutbah Jumat Singkat: Muharram Bulan Penuh Sejarah” yang bermaksud untuk membujuk umat muslim agar menjadikan momen pergantian tahun baru Islam ini dengan semangat berhijrah. Tentunya berhijrah dari nilai-nilai nan negatif menuju nilai-nilai positif dan progresif.

Khutbah Pertama 

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ  

Hadirin Jamaah Jum’at nan dirahmati Allah Swt 

Bulan Muharram adalah bulan nan krusial di dalam sejarah peradaban umat Islam, lantaran di bulan ini terjadi peristiwa perpindahan umat Islam dan Rasulullah Noticed. bergerak dari Makkah menuju Madinah setelah 13 tahun dakwah Islam dikembangkan di kota Makkah Al-Mukarramah.

Beberapa tahun sebelum umat Islam hijrah ke Madinah, pernah dilakukan uji coba untuk hijrah ke negeri lain nan di dalam buku-buku sejarah disebut negeri Ethiopia (Negara di Afrika bagian Timur) nan ketika itu disebut Abesinia (Kekaisaran Ethiopia). 30 kepala circle of relatives bergerak menuju Ethiopia dipimpin oleh sepupu Nabi Noticed. (kakak dari Imam Ali bin Abi Thalib) ialah Jakfar bin Ali bin Abi Thalib.

Tetapi demikian, orang-orang musyrik Makkah sepertinya tidak puas bakal perihal itu, pada akhirnya umat Islam nan hijrah ke Ethiopia dikejar-buru. Oleh lantaran dikejar, umat Islam ada nan memperkuat di Ethiopia juga ada nan kembali ke Makkah. Tetapi anehnya, hijrah kali pertama ini sepertinya tidak diikuti oleh baginda Nabi Noticed.

Hadirin Jamaah Khutbah Jumat singkat nan dirahmati Allah Swt 

Satu tahun separuh sebelum Nabi hijrah ke Madinah, beliau berbareng berapa orang sahabatnya, apalagi dinyatakan oleh sebagian kitab sejarah hanya berdua dengan pembantunya, Nabi bergerak dari Makkah menuju Thaif. Diprediksi jarak dari Makkah ke Thaif sekitar 100 KM.

Tetapi demikian, dakwah Islam merasakan resistensi dan penolakan dari masyarakat Thaif, dan bagaimanapun juga Nabi pun kembali ke Makkah. Sepertinya tidak dan bukan lain, tujuan Nabi hijrah ke Thaif adalah hanya untuk menyebarkan kepercayaan Islam tetapi sepertinya tidak diikuti oleh umat Islam. Begitupun juga dakwah 13 tahun di Makkah sepertinya tidak efektif. Justru intimidasi kekerasan nan dialami oleh umat Islam kian terus terjadi.

Akan namun, perintah perlawanan untuk menghadapi orang-orang musyrik Makkah tak secepatnya dikeluarkan oleh Allah Swt., melainkan Allah memerintah untuk hijrah “bumi Allah terlalu luas maka hijrahlah dari tempat itu.” Bagaimanapun juga, terjadilah peristiwa hijrah alias perpindahan umat Islam dari kota Makkah menuju Madinah.

Umat Islam bergerak dari Makkah menuju Madinah meninggalkan tempat kelahiran, pekerjaan, dan rumah-rumah nan mereka tempati. Itu sebabnya, dalam al-Qur’an orang-orang nan hijrah dari Makkah ke Madinah disebut orang-orang fakir.

Akibat itu, tak heran andai kita membaca ayat-ayat al-Qur’an ada perintah mengenai jihad selalu berawal dengan ujar “Wajahadu bi Amwalihim wa Anfusihim”. Dalam al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 15 Allah Swt. berfirman:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin nan pada nyatanya adalah mereka nan beragama kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka sepertinya tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan kekayaan dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang nan benar.” (QS. Al-Hujurat [49]: 15).

Hadirin Jamaah Khutbah Jumat singkat nan dirahmati Allah Swt 

Andai kita hidup di generation itu belum tentu kita menjadi bagian umat Islam nan hijrah dari Makkah ke Madinah sebab konsekuensinya nan terlalu besar, seperti terpisah dari circle of relatives nan tetap musyrik, terpisah dengan sanak circle of relatives besar nan tetap kafir, tak terkecuali kehilangan pekerjaan; lantaran di Madinah belum tentu dapatkan pekerjaan.

Itulah sebabnya, orang-orang nan hijrah dari Makkah ke Madinah dapatkan pujian agung dari Allah Swt. Dalam al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 8 Allah Swt. berfirman:

لِلْفُقَرَآءِ الْمُهٰجِرِيْنَ الَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَاَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا وَّيَنْصُرُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ 

Artinya: “(Harta rampasan itu juga) untuk orang-orang fakir nan berhijrah nan terusir dari kampung halamannya dan meninggalkan kekayaan bendanya demi mencari tau karunia dari Allah dan keridaan(-Nya) dan (demi) menolong (agama) Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang nan benar.” (QS. Al-Hasyr [59]: 8).

Demikian juga umat Islam nan menerima imigran dari Makkah (golongan anshar) juga dapatkan pujian dari Allah Swt. Dalam al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 9 Allah Swt. berfirman:

وَالَّذِيْنَ تَبَوَّؤُ الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّاۤ اُوْتُوْا وَيُـؤْثِرُوْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَـفْسِهٖ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ 

Artinya: “Dan orang-orang (Ansar) nan telah menempati Kota Madinah dan telah beragama sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang nan berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka sepertinya tidak meletakkan kemauan dalam hati mereka terhadap apa nan diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka memprioritaskan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meski demikian mereka juga memerlukan. Dan siapa nan dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang nan menguntungkan.” (QS. Al-Hasyr [59]: 9).

Jelasnya, ketika mencapai ke kota Madinah sepertinya tidak ada lagi perbedaan antara pribumi dan non-pribumi, antara nan masyarakat unique dan para pendatang, semuanya diikat dengan ikatan kebangsaan.

Hadirin Jamaah Khutbah Jumat singkat nan dirahmati Allah Swt 

Dalam kurun waktu satu tahun, Nabi berada di kota Madinah maka diselenggarakanlah sensus masyarakat nan pertama, dan jumlah masyarakat Madinah sekitar 10.000 nan terbagi pada 4500 orang musyrik Madinah dan 4000 orang Yahudi Madinah, dan 1500 orang Islam.

Akan namun lantaran Nabi menjadi kepala negara, pemimpin politik, pada akhirnya Nabi membikin traktat politik nan pertama nan disebut dengan “Piagam Madinah”. Di dalam Piagam Madinah Nabi betul-betul menginisiasi agar ikatan kota Madinah menajadi ikatan kebangsaan, bukan ikatan ke-suku-an, apalagi etnis.

Maka, sebelum satu tahun baginda Nabi meninggal dunia, ketika Nabi menyelenggarakan Haji Wada’, saat berada di Arafah Nabi berpidato kepada seluruh jamaah haji. Ujar beliau:

إن دمائكم وأموالكم وأعراضكم عليكم حرام كحرمة يومكم هذا في شهركم هذا و في بلدكم هذا

Artinya: “Ketahuilah sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan kalian itu semuanya haram sebagaimana haramnya hari ini ialah Hari Arafah, bulan ini ialah Bulan Dzulhijjah dan negeri ini ialah Makkah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak secara langsung, jauh sebelum negara-negara Barat berbincang mengenai Hak Asasi Manusia, 1400 tahun nan lampau Nabi di bukit Arafah menegaskan “Pentingnya Penghargaan Terhadap Nilai-Nilai Kemanusiaan”. Sungguh Islam telah meletakkan sebuah pondasi tata nilai kemanusiaan.

Dan, tanpa disadari sudah 78 tahun Indonesia merdeka. Lalu apakah perhatian terhadap hak-hak kemanusiaan itu sudah ditunaikan alias sepertinya tidak (hanya menjadi lambang saja).

Stated Al-Asmawi pernah menyatakan bahwa “Jihad hari ini bukan untuk meninggal dijalan Allah Swt., melainkan untuk hidup dijalan Allah Swt.” Akibat, andai hidupnya sudah dijalan Allah Swt., maka insyaallah matinya juga berada dan dalam keadaan sedang menuju kepada Allah Swt.

Hadirin Jamaah Khutbah Jumat singkat nan dirahmati Allah Swt 

Bagaimanapun juga, dengan mengambil faidah dari kisah-kisah di atas, marilah di awal tahun baru Islam ini kita memulai hidup baru dengan semangat dan paradigma nan baru sesuai dengan makna-makna hijrah tersebut. Mengharapkan agar selalu dapatkan nilai-nilai keislaman dan keimanan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah Swt. serta dapatkan syafaat dari baginda Rasulullah Muhammad Noticed. kelak diakhirat.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.

Khutbah Kedua 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

*) Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo.




Sumber:
Source link

Artikel Referensi