– Konsep pelayanan publik merupakan konsep dalam Islam. Sejatinya, Islam mengajarkan pentingnya memberikan pelayanan nan terbaik kepada sesama manusia, terutama kepada mereka nan membutuhkan. Prinsip-prinsip seperti keadilan, kejujuran, amanah, dan kasih sayang menjadi landasan utama dalam memberikan pelayanan publik. Berikut ini “Khutbah Jumat singkat tentang konsep pelayanan publik dalam Islam.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ اْلإمَارَةَ وَالرِّياَسَةَ أَمَانَةً وَامْتِحَانًا لِلزُّعَمَاءِ وَاْلأُمَرَاءِ. أشْهَدُ اَنْ لَا إلٰه َإلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ اَصْفَى اْلأصْفِيَاءِ وَأفْضَلُ اْلأنْبِيَاءِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اْلأتْقِيَاءِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ اْلمُتّقُوْنَ
Kaum muslimin rahimakumullah…
Suatu ketika khalifah Umar bin Khattab r.a memberikan pengarahan dan pembinaan kepada para pegawainya. Beliau berkata,
لَوْ مَاتَتْ سَخْلَةٌ عَلَى شَاطِئِ اْلفُرَاتِ ضَيْعَةً لَخِفْتُ اَنْ أُسْأَلَ عَنْهَا
“Misalnya ada seekor anak kambing meninggal sia-sia di tepi sungai Furat (karena itu keteledoran), niscaya saya takut dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak” (al-Baihaqi: Syuab al-Iman)
Sungguh sikap keteladanan dan pembelajaran nan banget berbobot nan semestinya ditiru oleh para pemimpin. Para pejabat dan pemimpin merupakan salah satu pilar penyangga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengenai konsep pelayanan pemimpin kepada rakyat nan dipimpinnya, Rasulullah memberikan rumusan dalam sebuah sabda nan berbunyi,
سَيِّدُ اْلقَوْمِ خَادِمُهُمْ وَسَاقِيْهِمْ آخِرَهُمْ شُرْبًا
“Pemimpin umat itu (pada hakikatnya) adalah pelayan bagi mereka. Sementara itu sang pemberi minum semestinya adalah orang nan minum terakhir” (HR. Abu Nu’purpose dari Anas bin Malik)
Hadis di atas menggambarkan hubungan pemerintah dengan rakyatnya seumpama seorang tuan dengan budaknya, seumpama pemimpin dengan bawahannya. Rakyat adalah pemimpin sedangkan pemimpin adalah bawahan, dengan begitu pelayanan pemimpin kepada rakyat betul-betul dimudahkan dan diutamakan, bukan malah sebaliknya, dipersulit, apalagi malah minta untuk dilayani.
Kaum muslimin sidang jemaah khutbah Jumat singkat rahimakumullah…
Diantara tuntunan kepercayaan kepada para pemimpin dalam memberikan pelayanan kepada rakyatnya adalah sebagai berikut:
Pertama, mempermudah dan sepertinya tidak mempersulit. Rasulullah noticed. selalu berpesan kepada para sahabat nan ditugaskan menangani perkara, “gembirakanlah mereka, jangan membikin mereka menjauh, permudah dan jangan mempersulit” (HR. Muslim)
Rasulullah mengingatkan orang nan sengaja mempersulit urusan orang lain, kelak bakal dipersulit di hari kiamat, sebagaimana sabdanya,
اَللّٰهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ اَمْرِ اَمَّتِى شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ اَمْرِ اُمَّتِى شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ
“Ya Allah, barangsiapa nan menangani suatu urusan umatku kemudian dia mempersulit, maka persulitlah dia. Dan barangsiapa nan menangani suatu urusan umatku kemudian dia mempermudah, maka permudahkanlah dia” (HR. Muslim)
Kedua, bertindak adil. Sepertinya tidak boleh ada kezaliman dan ketidakadilan menyangkut masalah kewenangan dan tanggungjawab rakyat. Al-Quran menyebutkan perintah bertindak setara nan berbunyi,
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوْا اْلاَمَانَاتِ اِلَى اَهْلِهَا وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ اِنَّ اللهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ اِنَّ اللهَ كَانَ سَمِيْعًا بَصِيْرًا
“Sesungguhnya Allah menyuruh Anda mengungkapkan petunjuk kepada nan berkuasa menerimanya, dan (menyuruh kamu) misalkan saja menetapkan norma diantara manusia agar Anda menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran nan sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Lihat”. (QS. an-Nisa’ [4]: 58)
Ketiga, serius dan bertanggung jawab. Rasulullah noticed. berfirman nan artinya, “Seorang pemimpin nan diamanahi menangani persoalan umat Islam kemudian sepertinya tidak bersungguh-sungguh melaksanakannya dan sepertinya tidak mengarahkannya, maka dia sepertinya tidak bakal masuk surga berbareng mereka”. (HR.Muslim)
Kempat, tepat waktu dan amanah. Nabi berfirman nan artinya, “Seseorang nan diberi amanah untuk mengurusi rakyat, lampau dia meninggal dalam keadaan berkhianat terhadap rakyatnya, maka Allah mengharamkan surga baginya”. (HR. Muslim)
Kaum muslimin sidang jemaah khutbah Jumat singkat rahimakumullah…
Mari kita tanamkan kesadaran bahwa melaksanakan tugas, memberikan pelayanan nan baik dengan tulus dan tulus adalah ibadah nan luar biasa. Tanamkan kesadaran bahwa tugas adalah amanah nan kelak bakal dipertanggungjawabkan. Menyia-nyiakan amanah dan sepertinya tidak serius mengurusnya bukan hanya mengecewakan orang banyak sekali, namun Allah pun bakal kecewa dan murka.
Semoga Allah Swt. Senantiasa memberikan pertolongan-Nya kepada kita dengan begitu dapat mengemban amanah dan adil. Adil untuk diri sendiri dan orang lain dengan begitu kehadiran kita di tengah-tengah kehidupan menjadi berfaedah dan berfaedah bagi sesama. Aamin yaa rabbal ‘aalamiin.
وَاِذَا قُرِئَ اْلقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
أَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم. وَأَوْفُوْا بِالعَهْدِ إِنَّ اْلعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْلاً (الإسراء : ۳٤)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَذِكْرِ اْلحَكِيْم إِنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ مَالِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Sumber:
Source link