Kompetisi bola basket putra di Olimpiade XXXIII di Paris berawal pada 27 Juli 2024, dengan Australia menghadapi Spanyol di Grup A.

Pemain dari negara-negara basket paling bergengsi akan bersaing untuk dapatkan medali emas.

Berikut adalah 10 pemain teratas yang perlu diperhatikan sepanjang turnamen:

πŸ€ Stephen Curry (AS)

Pemimpin tiga poin selama masa NBA akan melakoni debut Olimpiade pada usia 36 tahun.

Bagi seorang pemain yang merevolusi olahraga seperti yang kita ketahui dengan jangkauannya yang tak terbatas, dan hanya merasakan minim cedera serius dalam karier NBA-nya, sulit dipercaya bahwa Curry akan masuk dalam Tim USA untuk pertama kalinya di Olimpiade.

Di bawah asuhan pelatih Golden State Warriors, Steve Kerr – yang akan melatih tim Amerika Serikat – Curry, juara Nationwide Basketball Affiliation (NBA) empat kali, mengharapkan bisa menambah medali emas Olimpiade ke dalam daftar prestasi kariernya yang menjulang tinggi.

Bila Anda mempertimbangkan betapa mematikannya ancaman mencetak gol Curry dari jarak setengah lapangan, para pemain bertahan di Olimpiade akan bersikap bodoh andai memberinya terlalu banyak sekali keleluasaan.

Pergerakannya yang konstan dan gravitasi yang dikuasainya di lapangan juga akan membantu membuka banyak sekali ruang bagi jajaran penembak dan pencetak skor yang dimiliki Tim Amerika Serikat.

Stephen Curry menggiring bola basket.
Bintang NBA Stephen Curry #4, yang dianggap oleh banyak sekali mahir sebagai penembak terbaik selama masa, akan melakoni debut Olimpiade di Paris 2024 untuk Tim USA (Brian Babineau /NBAE/Getty Photographs/ Getty Photographs by means of AFP)

πŸ€ LeBron James (AS)

Mungkin saja nama terbesar dari semuanya, LeBron James kembali berlaga di Olimpiade setelah absen sepanjang 12 tahun.

Juara NBA empat kali, yang baru-baru ini menandatangani perpanjangan kontrak dua tahun dengan Los Angeles Lakers, akan berusia 40 tahun pada tanggal 30 Desember.

Meski demikian usia mungkin saja minim memperlambat permainannya di atas ring, James lebih dari sekadar menebusnya dengan IQ basket yang tak tertandingi dan kemampuan untuk mencetak gol atau mengoper di stage tertinggi.

Musim NBA lalu, James terus membuktikan bahwa usia – dalam kasusnya – bukanlah halangan untuk menjadi hebat, mencetak 25,7 poin consistent with pertandingan sambil mencatatkan rata-rata 8,3 help dan 7,3 rebound untuk Lakers.

James juga akan menjadi bagian dari kelompok kepemimpinan di Tim USA, bersama dengan bintang veteran lainnya Curry dan Kevin Durant.

Pemain basket melakukan slam dunk terhadap bola.
Masih memperlihatkan kekuatan di usianya yang ke-39. LeBron James #6 akan tampil untuk Tim Amerika Serikat di Olimpiade untuk pertama kalinya sejak 2012 (Brian Babineau/NBAE/Getty Photographs/Getty Photographs by means of AFP)

πŸ€ Anthony Edwards (AS)

Dijuluki β€œAnt-Guy” atau hanya β€œAnt,” pemain bertahan Minnesota Timberwolves ini membuat lompatan besar dalam evolusi internasionalnya setelah tampil gemilang untuk Tim USA sepanjang Piala Dunia FIBA ​​2023.

Ia melanjutkannya dengan penampilan playoff yang mengesankan sepanjang musim NBA 2023-24, di mana ia memimpin timnya ke ultimate Wilayah Barat sebelum tersingkir oleh Dallas Mavericks.

Pemain berusia 22 tahun itu baru-baru ini menyatakan bahwa ia menganggap dirinya sebagai pilihan nomor satu bagi Tim Amerika Serikat saat mereka tampil gemilang melawan Serbia dalam pertandingan pembukaan Olimpiade pada tanggal 28 Juli.

Edwards adalah pencetak skor yang dinamis yang tak henti-hentinya memakai atletismenya yang eksplosif untuk hingga keranjang.

Ia juga mempunyai permainan jarak menengah yang jauh lebih baik, dan bisa melakukan tiga tembakan tiga angka secara konsisten, yang membuatnya menjadi ancaman menyeluruh di Paris 2024.

Pemain basket melaju melewati lawan.
Bintang baru Tim Amerika Serikat. Anthony Edwards #5 dari AS diharapkan akan tampil gemilang di Olimpiade Paris 2024 (Ethan Miller/Getty Photographs by means of AFP)

Shai Gilgeous-Alexander (Kanada)

Gilgeous-Alexander sepertinya tidak diragukan lagi merupakan salah satu pemain terhebat di dunia sementara setelah menampilkan musim yang menakjubkan dengan kualitas Pemain Paling Berharga (MVP) untuk Oklahoma Town Thunder di NBA.

Penjaga setinggi 1,98 meter (6 kaki, 6 inci) akan menjadi titik fokus bagi Tim Kanada, saat mereka mencoba memenangkan medali basket Olimpiade pertama mereka dalam 88 tahun: satu-satunya medali mereka adalah perak di Olimpiade 1936 di Berlin, Jerman.

Dikenal luas dengan inisial namanya β€œSGA,” perkembangannya sangat mencengangkan sepanjang beberapa tahun terakhir.

Pemain berusia 26 tahun itu menyelesaikan musim NBA lalu dengan perolehan tembakan luar biasa yakni 54/35/87, serta mencetak 30,1 poin consistent with pertandingan dan dua thieve consistent with pertandingan, yang merupakan jumlah tertinggi di liga.

Pada Piala Dunia FIBA ​​2023, Gilgeous-Alexander memimpin dari depan dalam kemenangan mengejutkan Kanada atas Tim Amerika Serikat dan memimpin tim meraih medali perunggu.

Kanada, bersama dengan Prancis dan Serbia, akan dianggap hal itu sebagai ancaman kejuaraan serius terhadap tujuan Amerika Serikat untuk meraih medali emas Olimpiade ke-17.

Pemain basket melaju ke arah keranjang.
Shai Gilgeous-Alexander #2 diharapkan bisa membawa Kanada meraih medali Olimpiade pertamanya dalam 88 tahun (Ethan Miller/Getty Photographs by means of AFP)

πŸ€ Nikola Jokic (Serbia)

Peraih tiga kali MVP sementara sepertinya tidak diragukan lagi merupakan salah satu, andai bukan yang sangat baik, pemain di NBA.

Ia membantu memimpin Denver Nuggets meraih Kejuaraan NBA 2022-23, dan kini akan berupaya menambahkan medali emas Olimpiade ke dalam daftar prestasinya yang gemilang.

Serbia belum pernah memenangkan medali emas Olimpiade bola basket – namun mereka hampir memenangkannya di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, melaju ke pertandingan ultimate melawan Tim Amerika Serikat dan membawa pulang medali perak sebagai runner-up turnamen.

Untuk mengalahkan Tim USA kali ini, Jokic harus segera sepenuhnya mendapatkan keuntungan dari kesadaran lapangannya sesuatu yang luar biasa, kemampuannya dalam memberikan umpan yang tepat di waktu yang tepat dan harus segera membuat semua rekan setimnya bermain lebih baik di lapangan.

Dengan perawakannya yang tinggi 2,14 meter (7 kaki) dan kemampuannya mencetak gol dari mana saja di lapangan, Jokic dapat dibilang merupakan pemain serba dapat paling berbahaya di turnamen Olimpiade.

Pemain basket menembak bola dari garis lemparan bebas.
Nikola Jokic dari Serbia adalah MVP NBA sementara dan ia mengharapkan bisa memimpin negaranya meraih medali emas Olimpiade pertamanya di Paris 2024 (Jurij Kodrun/Getty Photographs)

πŸ€ Giannis Antetokounmpo (Yunani)

Pemain depan Milwaukee Greenbacks baru-baru ini membantu memimpin negaranya ke kualifikasi Olimpiade untuk pertama kalinya sejak 2008 dengan kemenangan 80-69 atas Kroasia.

Antetokounmpo – yang sering disebut sebagai β€œGreek Freak” sebagai pengakuan atas gerakan atletisnya sesuatu yang luar biasa di lapangan basket – tampil kuat di NBA musim lalu, menghentikan musim dengan 30,4 poin consistent with pertandingan sambil juga menambahkan 11,5 rebound dan 6,5 help.

Meski demikian ia telah menambahkan tembakan tiga angka ke dalam persenjataannya sepanjang beberapa tahun terakhir, nilai sesungguhnya datang dari dorongannya yang dahsyat – dan tak henti-hentinya kali tak terhentikan – ke dalam house pertahanan, yang biasanya ia akhiri dengan dunk yang menggelegar.

Yunani mengharapkan bisa melaju jauh di turnamen ini, namun mereka tergabung dalam “Grup Maut” bersama Spanyol, Australia, dan Kanada. Andai mereka ingin lolos ke putaran ultimate, mereka membutuhkan bintang mereka yang paling dikenal, Antetokounmpo, untuk tampil maksimal di Paris 2024.

Pemain basket melakukan slam dunk terhadap bola.
Giannis Antetokounmpo – yang sering disebut sebagai Si Aneh Yunani – memimpin negaranya kembali ke kompetisi bola basket Olimpiade untuk pertama kalinya dalam 16 tahun (Aris Messinis/AFP)

πŸ€ Victor Wembanyama (Prancis)

Wembanyama memasuki draft NBA 2023 sebagai prospek draft yang paling dipuji sejak LeBron James yang legendaris didraft 20 tahun sebelumnya.

Dengan tinggi menjulang 2,24 meter (7 kaki, 4 inci) dan lebar sayap 2,44 meter (8 kaki), ia melampaui ekspektasi dengan menampilkan salah satu musim pendatang baru terbaik yang pernah ada.

Bermain untuk San Antonio Spurs di NBA, ia diganjar penghargaan Rookie of the 12 months setelah mencetak 21,4 poin consistent with pertandingan dan rata-rata 10,6 rebound.

Ia juga memimpin liga dalam blok dengan rata-rata 3,6 consistent with pertandingan, hanya kalah tipis dari penghargaan Pemain Bertahan Terbaik NBA yang diberikan kepada rekan senegaranya dari Prancis, Rudy Gobert.

Pemain tengah San Antonio Spurs ini telah membuktikan dirinya sebagai bakat yang muncul sekali dalam satu generasi, dan di usianya yang baru 20 tahun, ia akan berupaya membimbing tim Prancis yang tangguh mencapai meraih medali emas basket di tanah kelahirannya.

Pemain basket menggiring bola melewati pemain bertahan.
Victor Wembanyama #32, kanan, akan membawa harapan negara tuan rumah Olimpiade di punggungnya yang berusia 20 tahun saat ia memimpin Prancis di Paris 2024 (Maxime Gruss/AFP)

πŸ€ Joel Embiid (AS)

Pemain kelahiran Kamerun dengan tinggi tujuh kaki ini, yang memenuhi syarat untuk bermain untuk AS, akan menambah dimensi lain pada tim yang sudah cast.

Pemain tengah Philadelphia 76ers ini telah merasakan banyak sekali cedera, namun ketika dalam kondisi sehat, ia telah menjadi bagian rutin dalam diskusi MVP sepanjang beberapa musim terakhir.

Ia dianggap hal itu sebagai heart NBA trendy, mengingat perawakannya yang besar, keterampilan, dan mobilitasnya.

Kehebatannya dalam bertahan membuat dia menjadi mimpi buruk bagi mereka yang berani masuk ke dalam house pertahanan.

Embiid memadukan permainan post-up ofensif tradisional dengan fleksibilitas untuk beroperasi dari jarak menengah.

Ia juga telah memperlihatkan kemampuan untuk melakukan tembakan tiga angka, yang merupakan senjata berguna bagi seorang pemain bertubuh besar dalam permainan internasional.

Pemain basket menembak bola.
Joel Embiid #11 akan menjadi orang dalam perjalanan bagi Tim Amerika Serikat saat mereka mencoba memenangkan medali emas ke-17 di Olimpiade Paris (Ethan Miller/Getty Photographs by means of AFP)

Franz Wagner (Jerman)

Bintang Jerman telah meningkat pesat sepanjang beberapa tahun terakhir, yang berpuncak pada medali emas pertama di Piala Dunia FIBA ​​2023.

Salah satu komponen kunci keberhasilan itu adalah penyerang andalan mereka, Franz Wagner.

Pemain Orlando Magic setinggi 2,06 meter (6 kaki, 9 inci) itu menikmati musim NBA sesuatu yang luar biasa, dengan rata-rata mencetak 19,3 poin consistent with pertandingan sambil menyumbang 5,3 rebound dan 3,7 help.

Sebagai penyerang, Wagner mempunyai kemampuan membawa bola ke lapangan dan memulai rangkaian serangan.

Ia juga mempunyai gerak kaki yang cekatan yang memungkinkannya melakukan gerakan rutin ke keranjang.

Dengan pemain-pemain elite seperti Dennis Schroder, Daniel Theis, Moritz Wagner dan Isaac Bonga di sekitarnya, Franz Wagner adalah kunci peluang Jerman untuk meraih medali emas Olimpiade Kejuaraan Dunia yang langka di Paris 2024.

Pemain basket mencoba lay-up.
Franz Wagner #9 ingin menambah medali emas Olimpiade ke gelar Piala Dunia Bola Basket FIBA ​​Jerman tahun 2023 (Ezra Acayan/Getty Photographs)

πŸ€ Patty Turbines (Australia)

Seperti halnya Patty Turbines, demikian pula tim Australia.

Pemain bertahan NBA dengan tinggi badan 1,88 meter (6 kaki, 2 inci) yang tak kenal takut ini menjadi kunci Australia memenangkan medali basket putra pertamanya di Olimpiade Tokyo 2020, sekaligus menyelesaikan paceklik medali sepanjang 65 tahun dengan meraih perunggu.

Meski demikian karier bermainnya sudah memasuki senja, Turbines, 35 tahun, tampil sensasional di turnamen pramusim menjelang Olimpiade 2024, dengan memberi para Boomers dua hal yang sangat mereka butuhkan untuk bersaing: kepemimpinan dan tembakan luar.

Harapan Australia untuk menambah medali Olimpiade lainnya terletak pada lini belakang mereka yang dinamis dengan Turbines dan pemain bertahan NBA Chicago Bulls Josh Giddey yang membentuk tandem 1-2 yang tangguh.

Kendala terbesar Australia untuk memenangkan medali lainnya adalah posisi mereka di “Grup Maut” yang menampilkan kekuatan bola basket Kanada, Yunani, dan Spanyol. Turbines harus segera berada dalam performa terbaiknya untuk membantu Australia hingga kemenangan di Paris.

Pemain basket menggiring bola melewati lawan.
Patty Turbines akan memimpin Australia di Grup A pada turnamen bola basket Olimpiade Paris 2024 (Graham Denholm/Getty Photographs)

πŸ€ Tetap ter-update:

Anda bisa mematuhi aksinya di halaman khusus turnamen Olimpiade Paris 2024 milik Al Jazeera dengan semua berita dan fitur, serta persiapan acara dan komentar teks LANGSUNG pada pertandingan sepak bola, bola basket, tenis, dan tinju terpilih.

Tetap terinformasi dengan pembaruan waktu nyata dari Paris 2024 dengan kalender acara Olimpiade, tabel medali, dan halaman hasil kami.

Sumber: aljazeera.com

Artikel Referensi