Serangan Israel menewaskan puluhan orang, termasuk jurnalis lokal, saat ini jumlah penderita tewas warga Palestina di wilayah yang terkepung mendekati 39.000.
Militer Israel terus melanjutkan pemboman gencarnya terhadap Gaza dengan serangan yang menghantam bagian selatan, tengah, dan utara wilayah tersebut.
Pertahanan Sipil Palestina menyampaikan pada hari Sabtu bahwa krunya telah menemukan jenazah 12 orang yang tewas dalam serangan terpisah Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza bagian tengah. Tentara Israel telah mengebom sebuah menara hunian di daerah tersebut.
Pertahanan Sipil juga mendokumentasikan terbunuhnya enam warga Palestina di kamp Bureij yang berdekatan, saat ini 10 lainnya terbunuh di Kota Gaza dan daerah lain di utara wilayah tersebut.
Israel juga mengebom sebuah gedung komersial yang menampung para pengungsi di sebelah timur Khan Younis pada Sabtu malam, menurut sumber-sumber lokal. Pertahanan Sipil menyampaikan serangan itu menewaskan sedikitnya enam orang, saat ini yang lainnya masih hilang di bawah reruntuhan.
Kantor berita Wafa juga melaporkan bahwa satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Rafah di Gaza selatan.
Penembakan Israel terhadap Jabalia di Gaza utara menewaskan wartawan lokal Muhammad Abu Jasser bersama istri dan kedua anaknya.
“Kami tidur di rumah dengan aman. Sepertinya tidak ada kehadiran bersenjata. Tiba-tiba saja, sebuah rudal jatuh menimpa kami,” tutur sepupu Abu Jasser kepada Al Jazeera Arabic.
“Mayat-mayat yang tercabik-cabik berserakan di luar – pemandangan yang mengerikan. Anak-anak kecil, apa yang telah mereka lakukan sampai terbunuh seperti itu?”
Kantor Media Pemerintah Gaza menyampaikan bahwa 161 wartawan Palestina di Gaza telah terbunuh sejak dimulainya perang.
Sabtu pagi, Kementerian Kesehatan Gaza menyampaikan bahwa pasukan Israel telah membunuh 37 orang dalam 24 jam sebelumnya, dengan begitu jumlah penderita tewas Palestina sebab perang menjadi 38.919.
Israel telah memberlakukan blokade yang mencekik di Gaza, yang memicu krisis kelaparan di wilayah tersebut. Para pendukung kesehatan juga telah memperingatkan tentang penyebaran penyakit sebab tumpahan limbah di sekitar perkemahan para pengungsi.
Sementara, Kementerian Dalam Negeri memperingatkan warga agar sepertinya tidak pindah dari wilayah utara ke selatan, dan menuduh Israel memakai “tekanan psikologis terhadap warga” untuk semakin menggusur warga Palestina.
“Kami memperingatkan warga terhadap kebohongan dan tipu daya pendudukan. Kami menghargai keteguhan warga di rumah mereka,” tutur kementerian dalam sebuah pernyataan.
“Pendudukan melakukan berbagai bentuk penyiksaan dan penganiayaan paling mengerikan terhadap para pengungsi, jauh dari sorotan kamera, mengeksekusi puluhan dari mereka dan membiarkan yang terluka mati kehabisan darah.”
Israel telah mengintensifkan serangannya terhadap Gaza dalam beberapa minggu terakhir dalam perjalanan pembicaraan untuk hingga kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas dan kelompok Palestina lainnya.
Hamas menuduh Israel meningkatkan kampanye pembomannya dalam dua hari terakhir sebagai tanggapan terhadap Mahkamah Internasional, yang mengambil keputusan pada hari Jumat bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa harus segera bertindak cepat untuk memberhentikan pertunjukan kejahatan Zionis dan terorisme yang terjadi dengan dukungan langsung dari pemerintah Amerika,” tutur kelompok Palestina tersebut dalam sebuah pernyataan.
Izzat al-Rishq, anggota biro politik kelompok Palestina, menekankan pada Sabtu sore bahwa “kejahatan” Israel sepertinya tidak akan berhenti tanpa “harga yang harus segera dibayar dan tekanan yang meningkat”.
Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, dan kelompok bersenjata sekutu mengklaim beberapa serangan terhadap pasukan Israel pada hari Kamis termasuk penyergapan terhadap sebuah tank di Rafah.
Sumber: aljazeera.com