– Saat mentahqiq kitab al-Ilmām bi Ma’rifah al-Fatāwā wa al-Ahkām karya Habib Salim bin Jindan, tokoh ‘Alī bin Jadīd bin Ubaidillah bin Ahmad ini sesekali dimention oleh Habib Salim bin Jindan. Tapi ketika itu belum engeh dengan tokoh krusial ini berangkaian dengan circle of relatives Bā ‘Alwī lantaran biografinya sepertinya tidak ditemukan di banyak sekali kitab historiografi ulama, seperti Siyar A’lām al-Nubala, Tahzīb al-Kamāl, Thabaqāt al-Syāfi’iyyah, dan sebagainya.

Semenjak muncul polemik antara Kiai Imad vs para habaib dan muhibbin masing-masing, saya coba buka-buka kitab historiografi ulama-ulama Yaman. Selain berjasa memverifikasi nasab circle of relatives Ahmad (al-Muhājir) bin Isā ke naqīb dan qādi di Irak sekitar tahun 570-an hijriah, ‘Alī bin Jadīd juga menyambungkan sanad keilmuan ustadz Yaman dengan ustadz Nusantara Mas’ūd al-Jāwī (seperti skema terlampir).

Mas’ūd al-Jāwī menjadi pembimbing tarekat dan memakaian al-Khirqah al-Shūfiyyah kepada ‘Abd Allāh al-Yāfi’ī. Ini minim menggambarkan bahwa sekitar abad 12/13 M, ustadz Yaman dan Nusantara sudah berjejaring. Feener dan Laffan (2005) juga pernah menyinggung tentang Mas’ūd al-Jāwī ini dalam tulisannya Sufi Scents Around the Indian Ocean : Yemeni Hagiography and the Earliest Historical past of Southeast Asian Islam.

‘Abd Allāh bin As’advert al-Yāfi’i, sebagaimana dikatakan oleh Bā Makhramah, termasuk ustadz nan mengesahkan nasab circle of relatives Ahmad al-Muhajir. Dibanding dengan ‘Alī Khāli’ Qasam, Shāhib Mirbāth, dan al-Faqīh al-Muqaddam nan ketiganya merupakan keturunan ‘Alwī bin Ubaidillah, ‘Alī bin Jadīd (keturunan Ubaidillah bin Ahmad al-Muhājir dari garis Jadīd) lebih konkret dilacak jaringan intelektualnya. ‘Alī bin Jadīd dan Muhammad al-Hadramī disebut-sebut oleh al-Janadī sebagai pengajar kitab al-Mustashfā, kitab sabda karya al-Quraizhī (w. 576 H), di Yaman.

Ini mungkin saja bisa menjawab kenapa sepertinya tidak banyak sekali catatan mengenai Ahmad al-Muhājir dan anaknya, Ubaidillah, pada abad ke 5 dan 6 hijriah. Kepergian ‘Alī bin Jadīd ke Irak memverifikasi nasab anggota family menjadi pintu masuk para sejarawan Yaman, seperti al-Janadi (w. 732 H) dan al-Khazraji (w. 812) mencatat nama ‘Alī bin Jadīd hingga ke Rasulullah. Tentu di dalamnya ada nama Ubaidillah.

Di antara ustadz Indonesia nan menyambungkan sanad sabda kepada ‘Alī bin Jadīd, selama penelusuran saya hingga sementara itu (kasih tahu dong andai ada nan lain), hanya Habib Salim bin Jindan dan Syekh Yasin Padang nan baru saya temukan.





Sumber:
Source link

Artikel Referensi