Khutbah Jumat paling kekinian kali ini bertema “ Khutbah Jumat Terkini: Mengenal Karakter Anak Menurut Al-Qur’an”. Tujuannya adalah agar setiap orang tua berhati-hati dan waspadai, lantaran salah keempat karakter ini pasti ada dalam diri seorang anak.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْأَوْلَادَ ثَمْرَةَ فُؤَادِنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ مُدَبِّرُ وَمُقَدِّرُ جَمِيْعِ أُمُوْرِنَا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ هُوَ أُسْوَتُنَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ مُرْشِدِ دِيْنِنَا وَدُنْيَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صِلَاةً وَسَلَامًا تُقْضَى بِهَا حَاجَاتُنَا وَتُكْشَفُ بِهَا هُمُوْمُنَا وَغُمُوْمُنَا. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin Jemaah Salat Jum’at Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa berterima kasih kepada Allah nan telah melimpahkan Rahmat dan Nikmatnya pada kita semua. Dengan begitu kita akan mampu berkumpul di tempat nan insyaallah penuh berkah ini untuk menunaikan salat Jumat.

Shalawat dan salam mari kita curahkan kepada Nabi Muhammad noticed, nan telah mengganti dari technology kegelapan ke technology terang-benderang sebagaimana nan kita rasakan sementara waktu. Dengan angan kelak mendapat syafaat beliau dan diakui sebagai umat beliau. Amin.

Kami sebagai khatib membujuk kepada semua orang umumnya dan secara unik kepada diri saya sendiri agar selalu berupaya meningkatkan keagamaan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Karena itu, sebaik-baik hamba di sisi-Nya adalah nan paling bertakwa kepada Allah SWT.

Hadirin Khutbah Jumat paling kekinian Rahimakumullah

Tema khutbah Jum’at sementara waktu adalah “Mengenal Empat Karakter Seorang Anak Menurut Al-Qur’an”.

Pertama, seorang anak berbudi pekerti sebagai musuh. Dalam Q.S. At-Taghabun ayat 14, Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَٱحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ                   

“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada nan menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah Anda terhadap mereka dan andai Anda mengampuni dan sepertinya tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Siapakah anak nan menjadi musuh? Mereka adalah anak nan dapatkan pendidikan nan sepertinya tidak tepat dalam menapaki proses hidupnya, baik pendidikan dalam perjalanan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebab kesalahan dari tiga sumber pendidikan ini seorang anak bakal menjelma sebagai sosok nan sepertinya tidak alim kepada agama, orang tua, dan masyarakat di sekitar. Naudzubillah min dzalik.

Hadirin Khutbah Jumat paling kekinian Rahimakumullah

Kedua, seorang anak berbudi pekerti sebagai tuduhan alias ujian. Dalam Q.S. al-Anfaal, ayat 28, Allah berfirman:

وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala nan besar”.

Siapakah mereka? Dalam perihal ini terdapat dua perspektif pandang. Pertama, mereka adalah anak keturunan nan sangat dicintai, menjadi bagian jiwa, anak semata wayang, anak nan menjadi kebanggan dan tumpuan harapan. Saking cintanya, logika sehat pun dikalahkan, keagamaan digadaikan demi menuruti keinginannya, pada akhirnya menjadi anak nan durhaka.

Kedua, mereka adalah anak keturunan nan lahir sepertinya tidak standard karena itu unusual fisik. Maka hati-hatilah memperlakukan mereka dengan segala kekurangannya. Yakinlah di kembali ujian tersebut ada rahasia dan hikmah Ilahiyyah nan sangat agung, nan terkadang sepertinya tidak kita sadari.

Hadirin Khutbah Jumat paling kekinian Rahimakumullah

Ketiga, seorang anak berbudi pekerti sebagai perhiasan dan kebanggan lahiriah semata. Dalam Q.S. al-Hadid, ayat 20, Allah berfirman:

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan bumi ini hanyalah permainan dan sesuatu nan melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara Anda dan berbangga-bangga tentang banyaknya kekayaan dan anak”.

Siapakah mereka? Mereka adalah seorang anak nan hanya menjadi simbol lahiriah orang tua semata, lantaran sukses dalam meraih urusan bumi dan sepertinya tidak sukses dalam urusan akhirat. Kaya raya, berkedudukan tinggi, gelar kesarjanaan nan mentereng, tapi sepertinya tidak salat dan sepertinya tidak melaksanakan tanggungjawab lainnya.

Keturunan ini nyatanya dimurkai oleh Allah SWT. Karena itu, telah melalaikan tugas utamanya sebagai hamba. Dalam Q.S. ar-Ruum, ayat 7, Allah berfirman:

يَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ وَهُمْ عَنِ الْاٰخِرَةِ هُمْ غٰفِلُوْنَ

“Mereka hanya mengetahui nan lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan dalam urusan alambaka mereka lalai”.

Hadirin Khutbah Jumat paling kekinian Rahimakumullah

Keempat, seorang anak berbudi pekerti qurrata a’yun (penyejuk hati). Allah berfirman dalam Q.S. al-Furqan, ayat 74:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang-orang nan berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang nan bertakwa”.

Siapakah mereka? Mereka adalah anak keturunan nan sepertinya tidak hanya sukses dalam urusan bumi saja, melainkan juga sukses dalam urusan akhiratnya. Merekalah nan disebut dalam istilah kepercayaan sebagai anak saleh-salehah nan kelak menjadi salah satu ladang kebaikan orang tua mereka sampai hari kiamat. Rasulullah noticed, bersabda:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Apabila anak Adam telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya selain tiga perkara; infak jariah, anak nan bermanfaat, dan anak saleh nan selalu mendoakannya.” H.R. Imam Muslim.

Demikianlah isi khutbah Jum’at pada kali ini. Bisa disimpulkan bahwa:

  1. Anak kita tergantung pada upaya orang tuanya. Tergantung pengarahan dan pengarahan dalam menjaga anaknya.
  2. Ketika sudah berusaha, maka pasrahkanlah kepada Allah SWT, dengan langkah tawakkal dan selalu berdo’a untuk anaknya agar menjadi anak nan saleh-salehah. Mudah- mudahan kita dikaruniakan anak nan berbudi pekerti keempat. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِالْآيآتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرْ.اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَرٍ. أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ, إِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنْ. وَحَافِظُوا عَلَى الطَّاعَاتِ وَخُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلآئِكَةِ قُدْسِهِ, فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفآءِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكَانُوْا بِهِ يَعْدِلُوْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلآءَ وَالْوَبآءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا والزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلْدَتِنَا هَذِهِ خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ, إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَلْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِىْ الْقُرْبَى وَيَنْهَاكُمْ عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبُ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزُّ وَأَجَلُّ وَأَكْبَرُ.




Sumber:
Source link

Artikel Referensi