Orang-orang dari segala usia pasti setuju bahwa Reels yang kita melihat di Fb, Instagram, dan Snapchat sangat adiktif. Meski demikian setiap orang punya preferensi sendiri untuk tontonan yang mereka sukai, begitu Anda mulai menggulir, Anda akan mudah lupa waktu.
Di antara berbagai kategori, Reel makanan menarik dalam jumlah besar pengguna. Pembuat konten Kevin Zingkhai, yang mempunyai 605 ribu pengikut di Instagram, menyampaikan India Hari Ini bahwa telah ada peningkatan minat dalam membuat video makanan di kalangan influencer dan kreator.
“Saya lihat dalam jumlah besar kreator kini mulai memasuki zona kreasi makanan, meski demikian itu bukan sepenuhnya style mereka. Semua orang ingin menciptakan sesuatu yang kreatif lewat video-video ini,” imbuhnya.
Zingkhai menyatakan bahwa cara kerja retensi penonton adalah bahwa penonton berharap imbalan di akhir. Baik itu mesin press hidrolik yang menghancurkan sesuatu atau seseorang yang melompat ke laut, mereka suka mengantisipasi hasilnya.
Ia menyebut, “Video makanan itu membuat ketagihan sebab menunjukkan proses langkah demi langkah menuju produk akhir, yang dipadukan dengan keinginan kita untuk makan. Itu tambang emas!”
Lagi pula, siapa yang sepertinya tidak suka menonton hidangan lezat yang sedang disiapkan? Dan video mukbang dan ASMR yang memuaskan itu dapat sangat memikat. Anda mungkin saja berkata pada diri sendiri, 'Saya sedang nutrition, namun sepertinya tidak ada salahnya menonton orang lain menikmati makanan lezat itu,' bukan?
Nah, ternyata menonton tayangan makanan dapat jadi malah membuat berat badan naik; setidak-tidaknya, itulah yang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Mari kita dengarkan pendapat para mahir apakah klaim ini benar.
Gulungan bermain dengan pikiran Anda
Shivangi Rajput, seorang psikolog konseling yang berbasis di Delhi, menyampaikan bahwa menonton tayangan ulang makanan bisa memengaruhi pikiran Anda dalam beberapa cara.
- Yang pasti, gulungan ini bisa meningkatkan suasana hati Anda, memberikan rasa rileks, dan menginspirasi kreativitas di dapur, dengan begitu memberikan rasa pencapaian.
- Akan namun, hal itu juga bisa memicu keinginan kuat, yang dikarenakan makan berlebihan atau pola makan sepertinya tidak sehat.
- Paparan terus-menerus terhadap gambar makanan yang menggoda akan mengaktifkan sistem dopamin di otak, yang menciptakan perasaan senang namun juga berpotensi menimbulkan perasaan sepertinya tidak mampu atau bersalah andai seseorang membandingkan dirinya sendiri secara sepertinya tidak baik atau sepertinya tidak mampu membeli makanan yang digambarkan.
Rajput menjelaskan lebih lanjut, “Reel ini terus menerus kali memicu pusat kesenangan di otak, mirip dengan zat adiktif. Ketika seseorang menonton dalam jumlah besar Reel makanan, mereka mungkin saja mulai menginginkan makanan tersebut lebih terus menerus, yang memengaruhi perilaku mereka dengan membuat mereka lebih cenderung mencari tau dan memakan jenis makanan yang mereka melihat.”
“Hal ini bisa dikarenakan perubahan dalam kebiasaan makan, seperti makan lebih terus menerus atau mengonsumsi porsi lebih besar sekali, terutama andai Reel menampilkan makanan berkalori tinggi atau sepertinya tidak sehat,” tambahnya.
Sumalatha Vasudeva, psikolog, Rumah Sakit Gleneagles BGS, Bengaluru, berpendapat sama. Ia menyatakan bahwa menonton iklan makanan tertentu atau Reel pasti bisa memengaruhi persepsi dan keinginan Anda terhadap makanan.
Kesan tersebut akan lebih kuat saat Anda lihat selebriti favorit Anda menikmati makanan ringan tertentu. Selain itu, media sosial bisa memengaruhi makanan yang Anda pilih, sebab paparan terhadap konten tersebut akan berkali-kali lipat.
Bila diamati, Anda akan menyadari bahwa orang biasanya cenderung memesan makanan dengan gambar pada menunya, bukan nama-namanya, atau mereka lihat sekeliling dan memperhatikan meja berikutnya sebelum memesan, dan ini memengaruhi pengendalian diri.
Vasudeva juga menyampaikan bahwa dalam jumlah besar orang memakai makanan kesukaan mereka sebagai mekanisme untuk mengatasi stres atau kebosanan. Tetapi, hal itu merupakan kelegaan jangka pendek yang terus menerus kali menimbulkan perasaan negatif seperti rasa bersalah atau penyesalan.
Gulungan dan penambahan berat badan
“Ya, menonton tayangan makanan bisa membuat Anda bertambah berat badan,” tutur Shivangi Rajput.
- Paparan gambar makanan yang menggoda secara terus-menerus bisa meningkatkan keinginan dan selera makan, yang dapat mengakibatkan Anda mengonsumsi lebih dalam jumlah besar kalori daripada yang seharusnya.
- Meals Reels terus menerus kali menggambarkan porsi besar atau berlebihan sebagai hal yang customary atau diinginkan, yang memengaruhi pemirsa untuk meniru perilaku makan tersebut. Hal ini bisa mengurangi sensasi kenyang, dengan begitu Anda cenderung makan melebihi tanda-tanda lapar yang pada kenyataannya dari tubuh Anda.
- Seiring berjalannya waktu, faktor-faktor ini secara kolektif bisa dikarenakan penambahan berat badan, terutama andai dikombinasikan dengan pendekatan hidup yang buruk atau kebiasaan makan sepertinya tidak sehat lainnya.
Ditambahkan pula, Sumalatha Vasudeva bahwa meski demikian Reel adalah video pendek, video tersebut menarik dan bisa menahan perhatian Anda untuk waktu yang sangat lama.
“Sebab Anda menonton dalam jumlah besar video yang dengan cara yang lain, jari-jari Anda terus menggulir, yang dikarenakan waktu menonton layar bertambah dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini umumnya memengaruhi rentang perhatian Anda dan membuka jalan bagi pendekatan hidup yang negatif. Ketidakaktifan bisa mengganggu sinyal nafsu makan customary Anda dan dikarenakan makan lebih dalam jumlah besar dari yang sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Pakar merasa bahwa penggunaan media dalam waktu lama biasanya dikaitkan dengan perilaku makan sepertinya tidak sehat dan kurang tidur karena itu menonton movie secara berlebihan serta sangat minim aktivitas fisik, yang merupakan alasan utama terjadinya kenaikan berat badan.
Alternatifnya, Kevin Zingkhai menyampaikan bahwa hal ini bersifat subjektif. “Andai seluruh feed penjelajahan Anda dipenuhi dengan video kebugaran, Anda cenderung mencoba sesuatu. Begitu pula, andai feed penjelajahan Anda dipenuhi dengan video makanan, tentu saja Anda akan menginginkan sesuatu.”
Di technology media sosial…
Sulit untuk menghindari video makanan sama sekali. Tetapi, ada sejumlah strategi untuk mengelola dampaknya terhadap berat badan Anda:
- Perhatikan seberapa terus menerus Anda menonton video-video ini dan batasi paparan andai memicu keinginan.
- Ikuti akun yang memperkenalkan pola makan seimbang dan pilihan makanan yang lebih sehat.
- Berfokuslah pada persiapan dan menikmati makanan dengan penuh perhatian, perhatikan tanda-tanda lapar dan ukuran porsi daripada meniru apa yang terlihat dalam video.
- Terlibat dalam aktivitas fisik secara tertata untuk mengimbangi kelebihan kalori yang dikonsumsi.
- Berlatihlah untuk menyayangi diri sendiri dan jangan terlalu keras pada diri sendiri andai keinginan makan muncul, serta jaga hubungan yang sehat dengan makanan dalam perjalanan pengaruh media sosial.
Sekarang, sebelum Anda kembali menonton Reels
- Sangat penting untuk dapat menyadari mempunyai pengaruh pada yang bisa ditimbulkan Gulungan makanan terhadap keinginan dan kebiasaan makan Anda.
- Berhentilah memakai media sosial andai Anda merasa media sosial memengaruhi kebiasaan makan atau kesehatan psychological Anda secara negatif. Biasakan puasa virtual setidak-tidaknya seminggu sekali; hal ini memperkuat rasa yakin diri dan membantu Anda yakin bahwa Anda masih dapat melakukan yang lebih baik tanpa bergantung pada media sosial.
- Hindari mengecek ponsel terlalu terus menerus/terlalu terus menerus. Nonaktifkan notifikasi sebab notifikasi bisa meminta Anda untuk mengecek berulang kali.
- Cobalah menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga secara langsung, dan hindari berkomunikasi melalui aplikasi media sosial.
- Gunakan batas waktu penggunaan layar dan pengingat untuk mengintai dan memperingatkan penggunaan layar secara berlebihan. Mengingatlah untuk menghindari layar satu jam sebelum tidur.
Dengarkan
Sumber: indiatoday