Sheeba (nama samaran) yang berusia tiga puluh satu tahun mengunjungi dokter kandungan dengan masalah yang aneh. Meski demikian menstruasinya sudah selesai, perubahan suasana hatinya masih ada. Ia sepertinya tidak bisa memastikan apakah ini wajar atau gejala dari masalah yang mendasarinya, untuk itu, menemui dokter adalah pilihan yang tepat.
Dokter kandungan itu, setelah mendengarkannya, berkata, “Anda mungkin saja merasakan apa yang saya yakini sebagai sindrom pascamenstruasi.”
Namun
Apa itu sindrom pascamenstruasi?
Dokter kandungan dan ginekolog yang berdomisili di Mumbai, Dr Nazia Dalwai, merangkum sindrom pascamenstruasi sebagai, “Sekelompok gejala fisikBahasa Indonesia: emosionalDan perilaku gejala yang terjadi pada beberapa wanita setelah menstruasi mereka selesai, biasanya dalam minggu pertama. Perubahan hormonal, faktor genetikDan gangguan pendekatan hidup adalah penyebab yang mendasarinya. Meski demikian kurang umum daripada sindrom pramenstruasi, sindrom ini memengaruhi 20-30 persen wanita, sedangkan sindrom ketegangan pramenstruasi bisa terjadi mencapai 50 persen wanita di berbagai titik dalam kehidupan mereka.”
Meski demikian itu adalah belum diteliti dengan baik sebagai sindrom pramenstruasi, sebagian besar dokter sepertinya tidak menyangkal keberadaannya.
“Gejala ini sepertinya tidak seumum sindrom pramenstruasi, namun beberapa wanita menghadapi gejala yang sepertinya tidak nyaman seperti kelelahan yang berkepanjangan, perubahan suasana hati, dan kecemasan setelah menstruasi, di awal siklus folikel,” tutur mahir gizi Anupama Menon.
Perubahan suasana hati dan gejala lainnya
Perubahan suasana hati bisa menjadi komponen penting dari sindrom pascamenstruasi, dan semua mahir punya pendapat yang sama.
Dr. Apurva Gupta, konsultan dokter kandungan dan ginekolog di Daffodils through Artemis, Delhi, menyampaikan, “Setelah menstruasi, fluktuasi hormon yang terjadi bisa dikarenakan mudah tersinggung, cemas, dan murung. Gejala-gejala ini bisa mirip dengan yang dialami sebelum atau sepanjang menstruasi.”
Anupama Menon menambahkan, “Selain perubahan suasana hati, Anda juga dapat mengalami lelahBahasa Indonesia: kecemasanBahasa Indonesia: kembungBahasa Indonesia: sakit kepalaBahasa Indonesia: ketidakmampuan untuk berkonsentrasiBahasa Indonesia: gangguan tidurdan kaki dan punggung kramWaktu adalah perbedaan utama antara stres sebelum dan sesudah menstruasi, dengan gejala yang muncul setelah periode menstruasi pada stres pascamenstruasi. Tetapi, tingkat keparahan gejala sepertinya tidak sebanyak yang terlihat pada stres sebelum menstruasi dan umumnya mereda dengan cepat.
Apakah kamu satu-satunya?
Sepertinya tidak, karena itu gejalanya bervariasi dari orang ke orang.
“Saat ini sebagian orang mungkin saja merasakan gejala yang parah, sebagian lainnya mungkin saja merasakan gejala yang ringan atau bahkan sepertinya tidak merasakan gejala sama sekali. Faktor-faktor seperti sensitivitas hormonal, kecenderungan genetik, pendekatan hidup, dan tingkat stres semuanya bisa berperan dalam keberadaan dan keparahan gejala pascamenstruasi,” tutur Dr. Gupta.
Durasinya bervariasi bergantung pada individu dan tingkat keparahan gejala.
Bagaimana cara mengelolanya
Gejala sindrom pascamenstruasi sepertinya tidak umum dan sepertinya tidak terlalu parah. vitamin sehat Dan pendekatan hidup harusnya dapat membantu Anda.
Dr Apurva Gupta menyarankan beberapa cara untuk mengatasi gejala-gejala tersebut:
- Pola makan sehat yang kaya sayur-sayuran dan buah-buahan segala warna, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan ikan adalah penting.
- Mengurangi asupan kafein, garam, dan makanan olahan akan mengurangi risiko peradangan, begitu pula kegiatan tidur yang baik.
- Andai kehidupan secara keseluruhan terasa penuh tekanan, merendam kaki Anda dalam air hangat yang dicampur garam Epsom dan minyak lavender sebelum tidur, bersama dengan suplemen ashwagandha yang diresepkan dokter, mungkin saja bisa membantu.
- Rempah-rempah seperti kunyit-lada hitam, bawang putih, jahe, dan cengkeh dalam ramuan juga bisa membantu mengurangi peradangan.
- Jenis suplemen yang tepat, disesuaikan dengan tipe tubuh Anda, juga akan sangat membantu dalam mengelola gejala pascamenstruasi.
Mengapa sebagian wanita rentan terhadap sindrom pascamenstruasi?
Wanita yang lebih sensitif terhadap perubahan hormonalatau yang mempunyai kondisi mendasar seperti gangguan tiroidBahasa Indonesia: stres kronisBahasa Indonesia: kecemasanatau depresimungkin saja lebih rentan terhadap sindrom pascamenstruasi.
“Wanita yang kegemukan dan mempunyai gula yang dikelola dengan buruk/kadar insulin mungkin saja lebih terpengaruh dibandingkan yang lain. Mereka yang mempunyai profil nutrisi yang buruk atau beberapa kekurangan juga mungkin saja berisiko merasakan gejala-gejala ini. Wanita yang menjalani pendekatan hidup sepertinya tidak sehatBahasa Indonesia: merokokDan minum berlebihan mungkin saja lebih rentan, bersama dengan mereka yang yang sepertinya tidak berolahraga atau menjalani pendekatan hidup aktif. Selain itu, gen “juga mungkin saja memainkan peran, meski demikian perannya lebih kecil,” tutur Anupama.
Hal-hal yang perlu diingat
Jelas bahwa sindrom pascamenstruasi terkait erat dengan faktor pendekatan hidup. Ini berarti bahwa mempertahankan pendekatan hidup sehat—melalui pola makan yang tepat dan olahraga teratur—bisa secara signifikan mengurangi kemungkinan merasakan gejala-gejala ini. Tetapi, kurangnya observasi membuat kita hanya mempunyai beberapa jawaban yang sepertinya tidak meyakinkan.
Sumber: indiatoday