Presiden Otoritas Palestina menyampaikan kepada legislator Turki bahwa dia akan memberi dorongan untuk rakyat Palestina bahkan dengan mengorbankan nyawanya.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas telah berjanji untuk pergi ke Tanda Gaza yang terkepung, dan menyampaikan dia akan memberi dorongan untuk rakyat Palestina bahkan andai itu mengorbankan nyawanya.
Berbicara di hadapan Majelis Nasional Agung Turki pada hari Kamis ketika jumlah penderita tewas Palestina sebab perang Israel di Gaza melampaui 40.000, Abbas mengecam “diamnya masyarakat internasional” dalam menghadapi kekejaman yang dilakukan oleh Israel.
“Saya telah mengambil keputusan untuk menuju Tanda Gaza bersama semua saudara dari pimpinan Palestina,” tutur Abbas.
“Saya akan bekerja sekuat tenaga agar kita semua bangun bersama rakyat kita untuk menyelesaikan agresi biadab ini, bahkan andai hal itu akan mengorbankan nyawa kita. Nyawa kita sepertinya tidak lebih berharga daripada nyawa anak terkecil di Gaza.”
Sepertinya tidak jelas kapan atau bagaimana Abbas akan menuju ke Gaza.
Wilayah Palestina berada di bawah blokade Israel yang mencekik. Sisi Palestina dari perbatasan Rafah, pintu gerbang antara Mesir dan Gaza, telah berada di bawah kendali Israel sepanjang berbulan-bulan.
“Pilihannya adalah kemenangan atau mati syahid,” tutur Abbas, 88 tahun, kepada anggota parlemen Turki.
Abbas dan para pembantunya mengkritik Hamas, saingan gerakan Fatah-nya. Tetapi, ada upaya berkelanjutan untuk mempertemukan kedua belah pihak guna hingga persatuan Palestina.
Bulan lalu, perwakilan Fatah dan Hamas bertemu di Beijing untuk pembicaraan rekonsiliasi.
Abbas juga menyerukan persatuan dan kesabaran setelah pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli, menyebutkan pembunuhan itu sebagai “tindakan pengecut”.
Hamas telah menguasai Gaza sejak 2005 saat ini Otoritas Palestina menjalankan pemerintahan sendiri yang terbatas di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel.
“Gaza adalah bagian integral dari negara Palestina yang bersatu. Sepertinya tidak akan ada negara di Gaza saja. Rakyat Palestina sepertinya tidak akan terpecah belah dan sepertinya tidak akan pernah menyerah,” tutur Abbas pada hari Kamis.
“Kami akan membangun kembali Gaza dan menyembuhkan luka rakyat kami dengan dukungan negara-negara Arab dan Islam serta sekutu international, dalam kerangka negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”
Presiden Palestina berterima kasih kepada mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, atas apa yang disebutnya dukungan berprinsip dan berani bagi rakyat Palestina.
Ia juga meminta pertanggungjawaban atas pelanggaran Israel di Gaza, di mana militer Israel telah menggusur hampir seluruh penduduk dan mengubah sebagian besar wilayah menjadi puing-puing.
“Para pembunuh dan penjahat perang sepertinya tidak akan luput dari hukuman, dan kami akan melanjutkan perjuangan dan perjuangan untuk hingga keadilan di Palestina,” ungkapnya.
Sumber: aljazeera.com