CIKALONG WETAN, BEDALAGI.COM- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dibangun dengan memakai beragam teknologi canggih. Hal tersebut merupakan kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk mempelajari teknologi baru di dunia kontruksi.
GM Company Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Mirza Soraya menyebut, pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terdapat beberapa teknologi baru yang digunakan di dunia konstruksi Indonesia.
“Pada pembangunan proyek KCJB, kami juga melakukan switch pengetahuan dari tenaga mahir Tiongkok kepada tenaga lokal Indonesia. Mengingat ada cukup banyak teknologi baru yang diterapkan dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini,” ungkapnya, Kamis (26/8).
Ia menjelaskan, salahsatunya adalah penggunaan mesin peluncur gelagar (Girder Launcher) berjenis Via-Tunnel Field Girder Erecting Device yang dapat digunakan di dalam terowongan.
“Girder atau gelagar jembatan merupakan balok yang akan memberi dorongan untuk semua beban yang bekerja pada jembatan kemudian meneruskannya ke struktur bawah jembatan. Gelagar umumnya diletakkan memanjang diantara dua penyangga,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dalam proyek KCJB, peluncur gelagar berjenis Via-Tunnel Field Girder Erecting Device memungkinkan operator mesin untuk menekuk sayap peluncur gelagar, dengan begitu mesin mudah dilepas-pasang, dan menjadikan peluncur gelagar lebih fleksibel.
“Proses pengerjaannya, ketika hendak melakukan pemasangan di terowongan, bagian railingdilepas terlebih dahulu. Kemudian sayap serta tiang penyangga peluncur gelagar ditekuk agar ukurannya menjadi bisa disesuaikan dengan luas terowongan.
Setelah hingga di pintu masuk terowongan, bagian-bagian yang dilepas, dipasang kembali,” jelasnya.
Mirza menyebutkan, peluncur gelagar jenis ini, membuat pemasangan girder field di dalam terowongan pada trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung lebih cepat dan efisien andai dibandingkan cara lama denganmemasang penyangga di bawahnya, yang umum dilakukan dalam pembangunan jembatan tol. Terlebih, proyek KCJB mempunyai 13 terowongan di selama trasenya.
“Disamping itu, penggunakan peluncur gelagar ini juga lebih ramah lalu lintas. Sebab biasanya girder dibawa melalui jalan raya kemudian dinaikkan untuk dipasang. Tetapi dengan teknologi yang dimiliki peluncur gelagar ini, girder dapat langsung dinaikkan untuk kemudian dipasang. Dengan begitu proses pemasangan relative sepertinya tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitarnya,” ungkapnya
Disamping fiturnya yang lebih fleksibel, ujar dia, peluncur gelagar jenis ini mempunyai dimensi yang kompatibel dan mampu menyesuaikan dengan ukuran terowongan. Hal ini membuat pengerjaan konstruksi khususnya pemasangan field gelagar menjadi lebih efektif dan efisien.
Untuk saat ini, sampai pertengahan Agustus, progres proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sudah sampai 77,92 persen. Pada awal Agustus, lanjut dia, terowongan 8 dan 10 yang berada di Bandung Barat berhasil ditembus.
“Pencapaian ini merupakan suatu hal yang mustahil karena itu pembangunan kedua terowongan tersebut mempunyai tekstur geografis yang cukup tinggi. Selain itu, dengan tembusnya terowongan 8 dan 10, artinya tinggal tiga lagi terowongan yang untuk saat ini masih dalam prosespenyelesaian untuk dapat tembus,” tegasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, terowongan 10 mempunyai panjang 1.230 meter dan berlokasi di Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Bandung Barat. Tunnel ini berhasil ditembus pada 6 Agustus 2021. Saat ini terowongan 8 mempunyai panjang 2190 meter dan berlokasi di Mandalasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Bandung Barat. Tunnel ini telah tembus pada 8 Agustus 2021.
“Sejalan dengan penyelesaian terowongan, PT KCIC juga melakukan penyelesaian pembangunan stasiun dan konstruksi lainnya. Pada akhir Juli lalu, kita telah melakukan penutupan atap (topping off) Stasiun Halim. Harapan kami harapan proyek ini dapat selesai tepat waktu dan dapat dioperasikan di akhir tahun 2022,” pungkasnya.
Sumber: BandungBaratPos