Ekonomi tetap menjadi masalah utama setelah para pengunjuk rasa yang marah terhadap krisis keuangan menggulingkan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada tahun 2022.

Banyak kandidat akan bertarung dalam pemilihan presiden Sri Lanka bulan depan untuk saat ini negara itu tengah bergulat dengan krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Komisi pemilihan umum menerima 39 permohonan pada hari Kamis untuk pemilihan umum tanggal 21 September, termasuk dari petahana Ranil Wickremesinghe.

Pada pemungutan suara terakhir tahun 2019, 35 kandidat menyalonkan diri sebagai presiden.

“Kita harus segera menstabilkan ekonomi,” ujar Wickremesinghe kepada jurnalis setelah mengajukan pencalonannya. “Yang ingin kami katakan adalah, 'Mari kita lanjutkan dan selesaikan pekerjaan ini'. Itulah sebabnya saya meminta dukungan Anda.”

Negara Asia Selatan ini sedang berada di tengah-tengah program restrukturisasi utang dan reformasi keuangan yang kritis di bawah dana talangan oleh Dana Moneter Internasional (IMF).

Dengan utang yang sepertinya tidak berkelanjutan, mempengaruhi pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, dan kekurangan bahan bakar, obat-obatan, dan makanan pada tahun 2022, protes yang meluas dikarenakan pengunduran diri mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Wickremesinghe, 75, terpilih sebagai presiden pada tahun 2022 dan memimpin negara melewati krisis ekonomi dengan serangkaian reformasi dan goal ambisius untuk menjadikan negara tersebut sebagai negara maju pada tahun 2048.

Pemilu ini dilihat sebagai referendum atas reformasi ekonominya, yang belum memengaruhi dalam jumlah besar orang kendati angka-angka ekonomi utama membaik.

Inflasi telah turun menjadi sekitar 5 persen dari 70 persen dua tahun lalu di bawah pemerintahan Wickremesinghe. Suku bunga juga telah turun, rupee telah bangun kembali, dan cadangan devisa telah meningkat.

Negara-negara kreditor seperti India, Jepang, dan Prancis telah sependapat untuk menunda pembayaran utang sampai tahun 2028, memberikan ruang bagi negara kepulauan itu untuk membangun kembali perekonomiannya.

Tetapi, para profesional dan pebisnis mengeluhkan pajak yang lebih tinggi, dan semua orang terkena mempengaruhi biaya hidup yang tinggi. Beberapa kritikus menuduh Wickremesinghe, mantan perdana menteri, melindungi anggota pemerintahan sebelumnya yang diduga korup sebagai imbalan atas dukungan mereka terhadap reformasinya di Parlemen.

Wickremesinghe menghadapi tantangan berat dari politisi karier Sajith Premadasa, 57, pemimpin oposisi sementara waktu dari Samagi Jana Balawegaya, dan pemimpin kiri Anura Kumara Dissanayaka, 55, yang koalisinya Kekuatan Rakyat Nasional (NPP) populer di kalangan anak muda.

Cukup banyak kandidat lain yang maju dalam pemilu dipandang sebagai perwakilan partai-partai utama.

Premadasa berjanji untuk memberantas korupsi. “Sementara, 22 juta rakyat negeri ini menderita akibat ketidakmampuan, ketimpangan, korupsi besar-besaran, dan penjarahan kas negara,” ujarnya.

Apa yang berawal sebagai pertarungan tiga pihak menjadi lebih rumit minggu lalu ketika keluarga Rajapaksa yang berpengaruh menarik dukungan mereka terhadap Wickremesinghe dan memberi dukungan Namal Rajapaksa, seorang anggota parlemen berusia 38 tahun dan putra mantan Presiden Mahinda Rajapaksa.

Dua biksu juga menyalonkan diri sebagai presiden, salah satunya menyerukan legalisasi ganja dan larangan pengendalian kelahiran.

Setelah memperkenalkan mereka yang menyalonkan diri pada hari Kamis, ketua Komisi Pemilihan Umum RMAL Rathnayake memperingatkan para kandidat untuk memastikan mereka mematuhi aturan pemilu.

“Jangan memengaruhi pejabat publik untuk melakukan aktivitas ilegal apa pun demi membantu kampanye Anda,” ujar Rathnayake.

Lebih dari 17 juta orang berhak untuk membuat pilihan pada bulan September. Hasilnya diharapkan akan keluar dalam waktu satu hari setelah pemungutan suara, dan pemenangnya harus segera dilantik dalam waktu dua minggu.

Sumber: aljazeera.com

Artikel Referensi