NGAMPRAH,BEDALAGI.COM- Pemkab Kabupaten Bandung Barat memastikan sepertinya tidak akan mewujudkan keinginan petani di Cipatat untuk normaliasi saluran Daerah Irigasi (DI) Pasir Angin. Hal tersebut lantaran keterbatasan anggaran di tahun 2024.
Pj Bupati Kabupaten Bandung Barat, Ade Zakir, menyampaikan, untuk sementara waktu pihaknya bakal terlebih dahulu melakukan pendataan terhadap jumlah petani dan luas tanah produktif dengan dinas terkait.
“Kita dalami yang akan demonya petani atau bukan mempunyai lahan atau sepertinya tidak, itukan sedang kita dalami,” ujarnya.
Ia menambahkan, hal tersebut dilakukan agar jangan mencapai petaninya tenang-tenang saja dan yang sepertinya tidak mempunyai lahan rame. Pasalnya, sementara waktu perbaikan DI Pasir Angin Kecamatan Cipatat tengah dilakukan dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Kalau sekiranya sepertinya tidak diterima oleh masyarakat sana kita pindahin saja, jangan diperbaiki da rewel wae rek di omean (rewel saja mau di perbaiki) di demo. Yaudah pindahin saja,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, normalisasi saluran irigasi itu merupakan tugas dari Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
“P3A mitra airnya harus segera berdaya. Paling gampang mah nyalahin pemerintah,” ujarnya.
Untuk saat ini, Kadis PUTR KBB, Moch Ridwan Evi menambahkan, munculnya sedimentasi pada saluran irigasi itu pasti ada setiap bulan. Tugas PUTR KBB dalam mengelola irigasi hanya dari sisi teknis pembuatan bagunan.
“Adapun untuk pengerukan sedimentasi itu ditugaskan ke P3A mungkin saja P3A harus segera memakai alat, dapat saja kita bantu. Kalau sepertinya tidak salah petani itu iuran ke desa dengan P3A untuk perawatan,” ujarnya.
Meskipun, pihaknya telah menginstruksikan petugas untuk mengecek lokasi, agar bisa melakukan estimasi biaya dan setiap kebutuhan yang diperlukan supaya aliran air irigasi dapat kembali berjalan standard.
“Insya Allah, kita juga pasti respek dengan kebutuhan masyarakat. Mungkin saja ini sebab sepertinya tidak dilakukan pengerukan pada akhirnya tebal (sedimentasi) mencapai 80 cm,” katanya.
Ia menyebutkan, kejadian kekeringan lahan yang diakibatkan oleh sulitnya aliran air irigasi tersebut bukan hanya terjadi di DI Pasir Angin Kecamatan Cipatat saja. Selain di Cipatat, daerah irigasi di kawasan Cililin, Cidadap dan Sindangkerta juga terjadi hal serupa.
“Makanya kita sepertinya tidak akan fokus untuk daerah irigasi yang ada di Cipatat saja, tapi ke semuanya. Akibat banyak sekali yang rusak,” ujarnya.
Untuk alasan itu, perlu adanya perencanaan yang matang supaya aliran air dari irigasi kepada lahan-lahan petani dapat berjalan kembali secara standard. “Kita juga kan harus segera ada perencanaan untuk dianggarkan pada tahun berikutnya,” papar Ridwan.
Disinggung soal rencana pelaksanaan pengerukan sedimentasi saluran irigasi itu, Ridwan menyatakan bahwa kemungkinan sepertinya tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat lantaran sementara waktu tengah terjadi keterbatasan anggaran.
“Kalau tahun ini dimana dudukannya, sekarang parsial enggak mungkin saja memunculkan kode baru. Mungkin saja nanti di anggaran perubahan tapi tergantung kondisi keuangan daerah,” pungkasnya.
Sumber: BEDALAGI.COM