BEDALAGI – Industri aset kripto di Indonesia terus tumbuh pesat. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melaporkan transaksi hingga Rp301,75 triliun pada semester I-2024, naik 354,17% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah nasabah aset kripto yang terdaftar pun melonjak, hingga 20,24 juta mencapai Juni 2024. Kepala Biro Bappebti Tirta Karma Senjaya menyampaikan, kenaikan ini memperlihatkan minat masyarakat terhadap investasi kripto semakin tinggi, meski harga aset sempat turun pada Juni lalu.

Stablecoin, khususnya Tether (USDT), mendominasi perdagangan kripto di Indonesia. Menurut CMO Tokocrypto Wan Iqbal, kestabilan nilai stablecoin menarik minat investor sebab bisa mengurangi volatilitas pasar. Iqbal mencatat kebutuhan akan aset kripto yang stabil mencerminkan keinginan investor untuk berpartisipasi lebih aman dan efisien dalam ekosistem kripto, dengan transaksi stablecoin yang meningkat secara signifikan.

Pertumbuhan industri kripto di Indonesia juga terlihat dari aktivitas di Tokocrypto, dengan rata-rata perdagangan harian hingga lebih dari US$20 juta pada bulan Juni dan lebih dari 4 juta pengguna. Iqbal menekankan prospek pasar kripto yang menjanjikan, terutama dengan kenaikan harga Bitcoin pada bulan Juli. Penerimaan pajak kripto juga meningkat, hingga Rp798,84 miliar mencapai Juni 2024, memperlihatkan kontribusi signifikan industri ini terhadap perekonomian.

Tokocrypto terus mengedukasi masyarakat mengenai investasi kripto melalui berbagai program literasi dan berkolaborasi dengan seluruh ekosistem kripto di Indonesia untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Dukungan dari pelaku industri dan regulasi yang tepat dari Bappebti dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan bisa mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.tokocrypto.com.

Sumber : {VRITIMES}

Source link

Artikel Referensi